MALANGTIMES – Persoalan pembangunan di masyarakat, terutama dalam menumbuhkan kesadaran berkelanjutan tidak bisa didorong hanya oleh pemerintah.
Selain keterbatasan jumlah sumber daya manusia, perubahan zaman dan dinamika masyarakat di dalamnya, tidak bisa dipungkiri menjadi kendala berat bagi pemerintahan.
Baca Juga : Jamin Nasib Tenaga Kerja, Disnaker-PMTSP Kota Malang Ajukan Skema Jaring Sosial
Era milineal dengan pola dan gaya yang tentunya berbeda, terutama dalam menumbuhkan ketertarikan masyarakat luas terhadap suatu isu, membutuhkan sentuhan pihak luar.
Kondisi zaman inilah yang ditangkap oleh pemerintah saat ini dalam mendorong percepatan pembangunan.
Khususnya persoalan-persoalan sehari-hari dalam masyarakat. Seperti persoalan sanitasi yang telah menjadi isu besar, baik di pemerintah pusat sampai tingkat daerah.
Hal ini pun disadari benar oleh Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang, dalam mendorong percepatan kesadaran masyarakat dalam persoalan sanitasi yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintahan daerah. Baik mengenai perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), buang sampah sembarangan, sampai pada berbagai perilaku yang membuat lingkungan hidup terkontaminasi dan berefek pada kesehatan manusia itu sendiri.
“Urusan sanitasi sangat penting dalam mewujudkan masyarakat produktif. Produktivitas ini bisa diraih apabila kesehatan dan lingkungan hidup juga terjaga. Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan pola berbeda dengan zaman lalu. Misalnya, dalam sosialisasi sanitasi, saya rasa perlu pola dan wajah segar. Kalau hanya kita bosan mungkin mereka melihat dan mendengarnya,” kata Wahyu Hidayat Kepala DPKPCK Kabupaten Malang, Senin (30/04).
Pola dan wajah segar inilah yang kini siap diwakili oleh Duta Sanitasi DPKPCK Kabupaten Malang. Seperti diketahui, dalam rentang beberapa bulan lalu pemilihan Duta Sanitasi terus berjalan.
Ujungnya, Sabtu (28/04) lalu, dua finalis Duta Sanitasi keluar menjadi juaranya, yaitu Bellinda Amanda dan Bayu Hendriansah.
Di pundak mereka kini persoalan membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam sanitasi disandarkan.
Tentunya, dengan pola dan wajah segar menawan mereka, ada ekspektasi baru bagi pemerintahan untuk semakin merampungkan target 100 persen sanitasi layak.
Baca Juga : Hari Ini, Pemkot Malang Luncurkan Bansos Tahap Awal bagi Warga Terdampak Covid-19
“Capaian sanitasi layak kita masih diangka sekitar 80 persen, jadi kurang 20 persen sebelum tahun 2019. Dengan adanya Duta Sanitasi kita memang berharap ada signifikasi percepatan tumbuhnya kesadaran dalam masyarakat. Mungkin, dengan pendekatan dan wajah baru, hal ini bisa digapai sebelum 2019,” ujar Wahyu.
Tentunya, lanjut Wahyu, duta sanitasi yang terpilih tersebut, pertama kalinya akan diberi berbagai bimbingan teknis (bimtek) mengenai berbagai pengetahuan sanitasi secara menyeluruh. Sehingga, saat mereka melakukan tugasnya sebagai duta sanitasi ke masyarakat, pemahaman tentang persoalan tersebut sudah dimilikinya.
“Saat pengetahuan dikuasai, mereka akan lebih bisa menarik perhatian masyarakat dalam berbagai kegiatan sosialisasi nantinya,” imbuh Doktor Ilmu Sosiologi tersebut.
Pemilihan duta oleh pemerintahan daerah maupun pusat diproyeksikan untuk menarik perhatian masyarakat sebagai subjek yang nantinya dirubah perilaku kesehariannya.
Ada titik tekan terhadap setiap duta untuk bisa menguasai materi yang akan disampaikannya kepada masyarakat. Selain tentu penampilan para duta yang menawan, muda dan energik tersebut.
