MALANGTIMES - Industri fashion di Malang yang memaksa label-label artis ibu kota berguguran membuat fashion designer senior Hermina Andreyani angkat bicara.
Baca Juga : Dewan Nilai Dirut PDAM Tak Penuhi Kompetensi, Usul Konkret Dicopot
Pemilik sekolah mode Quinna School of Fashion Malang itu mengatakan bila tidak segera diseriusi bukan hanya brand artis saja, semua produsen fashion bisa mengalami nasib serupa.
Dari analisa Hermina terhadap brand artis di Malang, dia menilai kebutuhan orang sekarang bukan lagi membeli pakaian.
"Kalau dari buku dan seminar yang saya ikuti era sekarang itu adalah leisure revolution. Jadi orang sekarang punya uang menomersatukan menikmati liburan, pergi ke tempat bagus, nonton konser atau film," kata dia kepada MalangTIMES, Jumat (23/2/2018).
Oleh karena itu, kebutuhan akan mode orang di masa sekarang mulai bergeser. Bila biasanya berbelanja menjadi salah satu kebutuhan gaya hidup kini berganti menjadi berwisata.
Hermina mengatakan akibatnya bila tidak diwaspadai label-label fashion akan berguguran. "Akan datang matinya sebuah brand. Hanya brand yang kuat yang akan bertahan," kata dia.
Baca Juga : Pipa Terus Bocor, Wali Kota Malang Sutiaji Beri Komentar Ini
Lebih lanjut, Hermina mengatakan pasar mode di Malang ini menginginkan model yang simpel. Busana dengan potongan sederhana lebih banyak disukai. "Yang tutup saya melihatnya kurang kuat. Karena pasar mode di Malang ini sangat mempertimbangkan model. Dan model yang simpel itu banyak diterima," kata Hermina.
Selain model pakaian, wanita yang juga pembina Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Malang itu mengatakan faktor sulitnya brand artis bertahan di Malang ialah harga.
"Kalau model juga masalah selera ya. Kurang kalau saya lihat, kurang mengena dengan masyarakat Malang. Dari segi harga juga kurang masuk dengan masyarakat Malang," tukas Hermina. (*)