Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Si Pending Emas Asal Malang: Dari Kuli Tinta Menjadi Pejuang Trikora

Penulis : Dede Nana - Editor : Lazuardi Firdaus

24 - Jan - 2018, 14:52

Si Pending Emas, perempuan kelahiran Malang yang merupakan srikandi Trikora sekaligus seorang jurnalis bersama Bung Karno. (Istimewa)
Si Pending Emas, perempuan kelahiran Malang yang merupakan srikandi Trikora sekaligus seorang jurnalis bersama Bung Karno. (Istimewa)

MALANGTIMES – Mungkin, tidak banyak yang mengenal jejak heroik Herlina Kasim yang bernama lengkap Sitti Rachmah Herlina atau si Pending Emas ini. Tapi sejarah telah mencatat kecintaannya kepada bangsa dan negara Indonesia.

Perempuan pertama di Indonesia yang rela meninggalkan kecintaannya kepada dunia jurnalistik. Tercatat, Herlina Kasim adalah pendiri Mingguan Karya di Ternate. Dan terjun bersama anggota Kodam XVI Pattimura dalam Operasi Trikora untuk membebaskan Irian dari cengkaraman Belanda. Bersama 20 orang sukarelawan lainnya di hutan rimba Irian Barat (sekitar Merauke sekarang). 

Baca Juga : Mengenal Jenderal Mayor Imam Soedjai, Tokoh Perjuangan Malang-Lumajang yang Belum Banyak Dikenal

Jiwa nasionalis serta aksinya yang berani menentang Dewan Boneka bentukan Belanda di Irian, membuat perempuan kelahiran Malang, Jawa Timur,  24 Februari 1941 ini mendapatkan anugerah tanda jasa dari Presiden Soekarno. Tanda jasa itu adalah Pending Emas, yaitu sebuah ikat pinggang dari emas murni seberat 500 gram dan uang senilai Rp 10 juta. Karenanya Herlina Kasim dijuluki si Pending Emas.

Si Pending Emas bersama anggota Kodam XVI Pattimura saat operasi pembebasan Irian Barat (Istimewa)

Tapi, jiwanya berontak dengan tanda jasa tersebut. Herlina terkenang dengan rekan seperjuangannya saat merebut Irian Barat yang banyak mengalami cacat. Akhirnya setelah menerima tanda jasa tersebut, Herlina kemudian mengembalikan semua hadiah tersebut. “Bukan tanda jasa yang saya kejar. Saya terjun ke Irian karena panggilan jiwa. Untuk berjuang demi bangsa,” begitulah si Pending Emas berucap.

Herlina yang memiliki kemampuan jurnalistik, setelah pasca Operasi Trikora, sekitar tahun 1965 akhirnya kembali direkrut dan mendapat tugas baru dari Departemen Luar Negeri dalam Opsus (Operasi Khusus). Tugasnya adalah menerbitkan surat kabar berita harian palsu yang akan disebarkan ke semenanjung Malaka. Isi dari surat kabar ini lebih banyak mengarah pada tindakan propaganda anti pembentukan negara Malaysia.

Bukan hanya sekedar menulis berbagai propaganda, si Pending Emas ini juga terjun dan masuk secara langsung  ke wilayah perairan Malaysia. Pengalamannya dalam operasi Trikora, membuatnya mahir dalam penyamaran saat masuk ke wilayah Malaysia.

Herlina pernah menyamar sebagai nelayan saat akan menyebarkan surat kabar palsu ke negeri Jiran. Dimana para kurir yang membantunya telah siap di Negeri Jiran tersebut. Sejak meletus peristiwa G 30 September, penyebaran surat kabar palsu ini berhenti. Si Pending Emas pun tidak lagi terdengar kabarnya lagi.

Baca Juga : Kisah Pilu Istri Pejuang Demokrasi Kabupaten Malang Merawat Kedua Anaknya yang Sakit Kanker Usus dan Leukemia setelah Ditinggal Sang Suami untuk Selama-lamanya

Pada tanggal 17 Januari 2017, baru terdengar kabar lagi dari Herlina. Perempuan asal Malang ini diberitakan meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Akibat komplikasi penyakit diabetes dan gangguan paru-paru. 

Dari berbagai sumber


Topik

Profil Si-Pending-Emas Bung-Karno Sitti-Rachmah-Herlina Herlina-Kasim


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Lazuardi Firdaus