MALANGTIMES - Atasi masalah sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu bakal kembali mendatangkan mesin pengolah atau pencacah sampah. Rencana itu sudah dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2018.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Kepala DLH Kota Batu Arief As Sidiq menjelaskan pengadaan mesin pencacah sampah ini sangat dibutuhkan. Sebab, mesin tersebut bermanfaat untuk mengurai permasalah sampah di Kota Batu.
Seiring bertambahnya penduduk dan lonjakan wisatawan yang datang ke Kota Batu khususnya saat liburan membuat volume sampah kian menumpuk.
“Mesin yang kami datangkan adalah mesin pencacah. Melalui mesin ini, sampah-sampah organik berupa sayuran atau sisa makanan dapat diolah menjadi kompos,” kata Arief.
Arief menjelaskan, sebelumnya pengadaan mesin pencacah sampah ini sudah beberapa kali direncanakan namun selalu gagal. Sebab selain mesin yang dibeli ukuran yang besar, juga harganya mahal.
Sebelumnya dana yang disediakan untuk pengadaan mesin pencacah sampah itu sekitar Rp 15 miliar. Mesin ini bisa mencacah 10 ton dalam sekali bekerja.
Karena sebelumnya pengadaan selalu gagal karena harga yang tinggi dan pengadaan barang yang tidak mudah, akhirnya DLH Kota Batu mencari solusi lainnya.
DLH Kota Batu merencanakan kembali dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
“Karena sebelumnya gagal-gagal terus, jadi kami cari solusi yang lainnya. Ya dengan membeli mesin lebih kecil otomatis hargany berbeda,” tambahnya.
Rencananya, mesin pencacah sampah akan dibeli sebanyak 5 unit, dengan masing-masing unit harganya kisaran Rp 3 miliar. “Kalau rencana semula kita mesin besar itu didatangkan dari Jerman. Sembari menunggu, kami akan membeli yang kecil dulu,” ungkap warga Kelurahan Sisir ini.
Mesin pencacah ini akan diletakkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo.
Dengan mesin pencacah ini, sampah-sampah di TPA Tlekung akan cepat terurai. Ia juga memastikan, dengan mesin tersebut sampah yang ada akan cepat berubah menjadi kompos.
“Terkait dengan pengelolaan sampah ini juga kami melakukan studi banding ke beberapa daerah, salah satunya adalah Kota Surabaya. Kami ingin Kota Batu sebagai Kota Wisata menjadi kota yang bersih dan bebas dari sampah,” tutupnya.