MALANGTIMES - Jalan Lingkar Barat (Jalibar) Kepanjen, sebagai salah satu jalan yang berfungsi mengurai kepadatan transportasi ke dalam kota, kini semakin terlihat megah dengan berdirinya gapura bersimbol M3 (Madep Manteb Manetep).
Gapura M3 yang dibangun UPT Pengelolaan Taman Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang, semakin melengkapi kemegahan sekaligus keindahan di Jalibar yang dulu terkenal wilayah rawan begal ini.
Baca Juga : Banyak Orang Tolak Pembebasan Napi di Tengah Pandemi Covid-19, Menkumham: Tumpul Kemanusiaannya
Dibangun tepat di depan perumahan pegawai negeri sipil (PNS) Bumi Kanjuruhan dan Taman Puspa, gapura dengan rancang bangun yang terlihat ramping dan kukuh ini akan menyapa setiap pengendara yang melewatinya. Dengan motif M3 The Heart of East Java, dua gapura ini menambah kecantikan Jalibar.
“Ini sebagai bentuk program kerja kita di tahun 2017. Memberikan keindahan di beberapa titik jalan strategis. Selain tentunya sebagai promosi branding dan logo Malang Kabupaten sebagai identitas kita,” kata Wahyu Hidayat, kepala Dinas PKPCK Kabupaten Malang, Senin (04/12) kepada MalangTIMES.
Intensifnya Dinas PKPCK Kabupaten Malang menyulap berbagai fasilitas umum (fasum) yang ada, selain untuk mewujudkan kota yang ramah lingkungan dengan berbagai rehabilitasi taman kota, juga sebagai bentuk komitmen pemerintahan menampilkan identitas lokalitasnya. Sebab, daerah membutuhkan identitas yang sesuai dengan karakteristik masyarakatnya.
Bagian lain di Taman puspa yang dipercantik dengan logo M3 di berbagai titik
M3 The Heart of East Java adalah bagian dari medium untuk meraih hal tersebut. Rancang bangun berbagai monument seperti gapura di Jalibar adalah upaya secara fisikal untuk menciptakan kota yang akan nyaman di huni. “Saat kota sudah terbentuk seperti itu, masyarakatnya secara langsung akan terdongkrak kreativitasnya dalam meningkatkan taraf hidupnya,” ujar Wahyu.
Selain hal tersebut, lanjut Wahyu, dengan berbagai fasilitas yang dibangun, kota akan menjadi ramai dikunjungi. Hal ini akan berefek pada denyut perekonomian masyarakat sekitar kota. “Saat orang banyak berkumpul, maka perputaran ekonomi juga akan lancar. Ini bagian dari mewujudkan optimalisasi pariwisata sebagai program besar kita,” imbuhnya.
Baca Juga : Jubir Presiden Imbau Isolasi Terbatas untuk Daerah, Pemkab Malang Telah Lakukan Itu
Kesadaran menjaga berbagai keindahan kota yang telah terbangun pun akan lahir. Konsep pembangunan lingkungan hidup atau green city akan terwujud dengan berbagai fasum yang telah ada. Seperti Taman Puspa yang telah menjadi salah satu ruang relaksasi masyarakat.
“Inilah tujuan kita terus mempersolek kota dengan berbagai pembangunan fisikal dalam menambah dan mengubah kondisi yang mungkin dulu tidak berfungsi secara maksimal dalam meningkatkan taraf hidup dan kehidupan masyarakat di berbagai sisi,” ucap Wahyu yang juga menegaskan bahwa sebuah kota yang ramai dikunjungi orang karena keindahan, kenyamanan dan keamanannya adalah bagian indikator dari majunya suatu daerah. (*)