MALANGTIMES - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang terus berupaya meningkatkan sarana prasarana sekolah di wilayahnya. Salah satunya pemenuhan kekurangan komputer di sekolah-sekolah. Terlebih disdik menargetkan seluruh sekolah menengah pertama (SMP) dapat melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) atau ujian online.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kota Malang Siti Ratnawati mengungkapkan, dalam ujian tahun ini masih ada enam sekolah yang belum mengikuti UNBK. Selain itu, masih ada juga sekolah yang menggunakan fasilitas sekolah mengengah atas (SMA) terdekat sebagai lokasi ujian karena jumlah komputer di sekolah tidak mencukupi. "Jadi tahun ini kami melakukan pendataan kebutuhan komputer di sekolah-sekolah, memang tidak langsung semua dipenuhi. Pengadaannya bertahap," ujar Ratna, sapaan akrabnya.
Di awal tahun anggaran 2017 ini, lanjut Ratna, pihaknya telah meganggarkan untuk sekitar 200 unit komputer. Akan tetapi jumlah itu masih belum mencukupi. "Yang pengadaan awal tahun sudah selesai didistribusikan. Tapi dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) pertengahan tahun ini kami mengajukan lagi untuk komputer," tuturnya.
"Tambahannya ada 543 unit komputer untuk sekolah-sekolah negeri. Masing-masing sekolah dapat jatah berbeda sesuai kondisinya," tambah ibu satu anak itu. Saat ini, terangnya, proses lelang pengadaan komputer tersebut masih berjalan. Pihak disdik menargetkan lelang akan selesai di pertengahan November. Sehingga akhir November hingga awal Desember seluruh komputer sudah terdistribusikan.
Ratna menuturkan, kebutuhan setiap sekolah berbeda. Mulai dari 20 unit hingga 70 unit. Namun tidak semua langsung dipenuhi. "Pakai skala prioritasdan juga melihat kondisi sekolah. Kalau sekolah masih bisa mengusahakan, misalnya dengan pinjam ke siswa saat ujian, ya jumlahnya dikurangi," tuturnya.
Untuk memenuhi kekurangan komputer, pada tahun anggaran 2018 mendatang pihak disdik kembali mengajukan anggaran. Tapi Ratna mengaku belum mengetahui kepastian jumlah yang akan didatangkan. "Penyusunan rencana kerja anggaran (RKA) masih proses, jadi belum tahu nanti dapat pagu anggara berapa untuk tahun depan," ujar perempuan berjilbab itu.
Selama ini, tambahnya, jika ujian dilakukan dengan meminjam lokasi sekolah lain dapat menimbulkan ketidaknyamanan siswa. "Kalau menumpang ujian, anak kurang nyaman karena lingkungan baru dan bukan sekolahnya sendiri. Tapi saat masuk ruang ujian, mereka tidak terkendala," tegasnya.
Berdasarkan data MalangTIMES, pada 2017 ini ada 142 SMP yang mengikuti UNBK. Rinciannya, sebanyak 27 dari SMP negeri, 70 SMP swasta, dan 45 dari MTs swasta. (*)
