Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Lapsus Transaksi Seks Via Medsos di Malang (2)

Tidak Ribet, Lebih Pilih We Chat Cari Langganan

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Lazuardi Firdaus

07 - Oct - 2017, 13:26

foto ilustrasi (MalangTIMES)
foto ilustrasi (MalangTIMES)

MALANGTIMES - Media sosial saat ini memang sudah menjelma menjadi separo nyawa manusia. Beragam aktivitas yang dilakukan manusia tak bisa tertinggal dan jauh dari media sosial. Mulai dari bekerja, makan, hangout, tidur, sekolah, kuliah, semua kerap  berhubungan dengan media sosial. Bahkan untuk urusan seks sekalipun, media sosial tak ketinggalan.

Seperti fakta yang terjadi di Kota Malang. Di kota ini, aktivitas seks memang sudah banyak masyarakat yang tahu. Betapa tidak. Aktivitas jual beli kenikmatan sesat tersebut berlangsung di hadapan publik. Contohnya saja di kawasan dekat balai kota, Jl Pajajaran dan sekitaran stasiun. Di sana sudah berlangsung lama tanpa ada gangguan dari pihak mana pun.

Baca Juga : Dugaan Monopoli Penyelenggaraan Even di Disparbud Mencuat, Event Organizer Plonk Pilih Bungkam

Namun belakangan bisnis esek-esek tersebut mendapat sorotan dari pihak terkait, sehingga pada waktu itu sempat meredup dan sempat menghilang. Namun hanya sementara, bisnis tersebut kembali namun dengan cara yang sudah tidak terbuka lagi dan sedikit sembunyi-sembunyi. 

Melihat pengalaman-pengalaman serta dari pantauan petugas tersebut, para penjaja sekspun juga cukup cerdik dengan beralih metode dalam bertansaksi seks menggunakan media sosial (medsos) yang sulit untuk dipantau. Para penjaja seks pun tahu bagaimana memilih tipe media sosial yang memang dengan mudah menggaet para pria hidung belang untuk mendapatkan jasa layanan seks mereka. Banyak dari mereka tak memilih media sosial seperti BBM dan Line, namun memilih We Chat. 

Lalu, apa sebab mereka memilih We Chat sebagai media pemasarana kenikmatan sesaat? Simak penelusurannya berikut. 

Penelusuran tawar-menawar kenikmatan berawal dari sebuah media sosial yang saat ini tampaknya jarang digunakan serta jarang terpantau oleh pihak aparat seperti We-Chat. 

Dikorek informasi nengapa tidak melakukan transaksi melalui media sosial lainnya, beberapa akun We Chat penjaja seks  mengaku bahwa memang We Chat lebih mudah digunakan untuk pemasaran. Jangkauannya pun cukup luas, tidak seribet aplikasi lainnya, untuk mencari langganan.

Dengan hanya mencari lewat penelusuran teman people nearby yang bisa diakses melalui menu discover lalu menekan menu berlambang dua orang yang bergandengan, hanya tinggal menunggu hitungan detik akan muncul berbagai nama akun yang muncul dalam daftar.

Setelah itu, cari saja akun-akun yang memang sebagai penjaja seks yang banyak mengunakan kata-kata "open, open bo, serius omdo blokir, open include hotel, 400 net, pingin croot sini telpon, Malang Kota Open langsung Wa, open Wa langsung, no basa-basi".

Penelusuran menggunakan akun We Chat salah satu Jurnalis MalangTIMES nyatanya banyak sekali menemukan para penjaja seks dengan akun-akun yang real menyediakan jasa layanan seks. 

Terkadang mereka juga langsung mencantumkan nomor yang bisa dihubungi setelah terjadi tawar-menawar dengan harga yang sudah disepakati melalui we Chat.

Baca Juga : Transparansi Anggaran Disparbud Dipertanyakan, Pemkab Malang jadi Paling Disorot

Saat itu, jurnalis MalangTIMES sempat melakukan chat dengan beberapa akun dengan foto profile gadis-gadis cantik rupawan yang memang menjual jasa layanan seks. Dari percakapan jurnalis MalangTIMES memperoleh informasi tarif yang mereka kenakan.

Dari 15 akun yang melakukan tawar-menawar, harga terendah yang mereka patok adalah Rp 300 ribu sampai dengan Rp 1,5 juta untuk sekali keluar atau sekali main. Tarif tersebut memang di antaranya terdapat tarif yang memang include dengan hotel atau penginapan tempat mereka bermain dan juga ada yang memang harus mengeluarkan biaya sendiri untuk penginapan.

Ketika MalangTIMES mencoba menawar dengan harga Rp 300 ribu, salah satu akun berinisial A menolak karena memang level tarifnya adalah di atas satu juta. "Rate q nggak segitu, kalau mau 750 sekali crot, belum include hotel," ungkap A dalam balasan pesannya kepada MalangTIMES.

Selain hal itu, terdapat di antara mereka yang juga mengajukan syarat seperti harus wajib memakai kondom, no anal, namun full service untuk hal lainnya seperti oral seks, blowjob. Namun tak semua mewajibkan memakai kondom, tapi dengan syarat menambah tarif booking Rp 100 ribu untuk bisa bersetubuh tanpa kondom.

Setelah melakukan tawar-menawar tarif deal untuk memperoleh jasa layanan seks, jurnalis MalangTIMES sepakat melakukan transaksi dengan salah satu akun We Chat berinisial IN yang sepakat dengan harga Rp 360 ribu untuk sekali main. Setelah sepakat harga main, berlanjut dengan IN yang memberikan sebah nomor WA. Percakapan pun berlanjut dengan Whats App. Di Whats App terjadi percakapan tempat untuk melakukan kencan, yakni di sebuah hotel  di kawasan kota Malang.

"Nanti Bo(booking) nya aja Rp 300 ribu, hotelnya bayar sendiri Rp 60 ribu,"tulis IN lewat akun We Chatnya

Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Simak terus MalangTIMES.com. 
Namun perlu pembaca tahu, informasi tambahan, di sisi lain, ternyata aplikasi We Chat tak hanya dimanfaatkan oleh kalangan wanita cantik untuk memasarkan jasa kenikmatan sesaat, namun juga digunakan kalangan gay maupun waria yang juga untuk menjajakan seks maupun mencari lawan main untuk mencari kepuasan. Terbukti dengan akun jurnalis MalangTIMES yang juga ramai dichat oleh kalangan gay yang mengajak untuk bertemu, bahkan mengajak keluar ke penginapan. (*)


Topik

Lapsus Transaksi-Seks via-Medsos Malang PROSTITUSI-ONLINE-MALANG


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Lazuardi Firdaus