Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Lapsus Horor HIV/Aids di Kota Malang (3)

Kota Malang Memiliki Populasi Risiko Tinggi HIV/AIDS, Pemkot Terkesan Diam

Penulis : Nurlayla Ratri - Editor : Heryanto

04 - Oct - 2017, 20:36

Koordinator Lapangan IU Pendampingan Yayasan Paramitha Iwan Subagyo saat ditemui di kantornya, Jalan Ir Soekarno 369 Kota Batu, Rabu (4/10/2017). (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)
Koordinator Lapangan IU Pendampingan Yayasan Paramitha Iwan Subagyo saat ditemui di kantornya, Jalan Ir Soekarno 369 Kota Batu, Rabu (4/10/2017). (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)

MALANGTIMES - Target Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk menekan angka kasus HIV/Aids dari puluhan kasus baru per bulan menjadi zero new infection dinilai sulit tercapai. Sebab Kota Malang memiliki sejumlah populasi risiko tinggi atau kelompok yang rentan terpapar virus. 

Baca Juga : Dewan Nilai Dirut PDAM Tak Penuhi Kompetensi, Usul Konkret Dicopot

Selain itu, belum ada langkah jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) untuk bergerak bersama menanggulangi persebaran HIV/Aids.

"Sejumlah faktor mau tidak mau menyebabkan jumlah kasus di Kota Malang tinggi karena populasi risiko tinggi lengkap.  Ada populasi pekerja seks, gay, pengguna narkoba, waria, dan lain-lain," ujar Koordinator Lapangan IU Pendampingan Yayasan Paramitha Iwan Subagyo saat ditemui MalangTIMES. 

Menurutnya, keberadaan populasi itu juga didukung adanya program-program pendampingan dan pemeriksaan gratis. Misalnya, program Voluntary Counseling dan Testing (VCT) atau pemeriksaan dini HIV/Aids dini wajib bagi ibu hamil. Juga layanan gratis di sejumlah pusat kesehatan serta mobile VCT yang dilakukan lembaga-lembaga pada populasi risiko tinggi.

"Kalau kota-kota kecil, bisa jadi tidak ada sasaran program sehingga bisa jadi tidak periksa dan tidak ketahuan," tambah Cak Iwan, sapaan akrabnya.

"Tapi dengan kondisi saat ini kami masih belum yakin bisa zero new infection, selama masing-masing OPD berajalan sendiri," terang Iwan.

Pria yang belasan tahun menjadi pendamping itu melihat selama ini beban penanggulangan HIV/Aids masih banyak diberikan ke dinas kesehatan saja. Padahal banyak pihak yang bisa berperan. 

Baca Juga : Pipa Terus Bocor, Wali Kota Malang Sutiaji Beri Komentar Ini

Iwan mencontohkan, di Kabupaten Malang pihaknya bermitra dengan dinas ketenagakerjaan. Program yang dijalankan yakni roadshow atau melakukan kunjungan ke perusahaan-perusahaan yang ada untuk mengedukasi soal HIV/Aids. Juga di Kabupaten Blitar, bekerja sama pemerintah dan asosiasi setempat melakukan sertifikasi terapis panti pijat.

"Nah, di Kota Malang ini bisa nggak kami turut masuk di kegiatan masing-masing OPD. Kalau tidak ada program, ruang gerak kami sempit," terangnya. 

Selama ini, Yayasan Paramitra melakukan pendampingan di Kota dan Kabupaten Malang. Untuk Kota Malang, ada empat pendamping yang bertugas mendampingi sekitar 450 dampingan yang  rentan terpapar HIV/Aids.

"Kami melakukan pendampingan pada populasi yang rentan terpapar virus HIV karena pekerjaannya. Misalnnya, pemandu lagu, panti pijat, dan juga yang murnni pekerja seks. Yang murni itu jumlahnya hanya sekitar 20an orang," tuturnya. 


Topik

Lapsus HIV-aids kota-malang pemkot-malang organisasi-perangkat-daerah


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nurlayla Ratri

Editor

Heryanto