MALANGTIMES - Imbauan tertulis pengibaran bendera Merah Putih oleh mensesneg RI melalui surat bernomor B.908/M.Sesneg/Set/TU.00.04/09/2017 yang ditujukan kepada lembaga-lembaga negara, panglima TNI, kapolri, jaksa agung, gubernur BI, kepala daerah, pimpinan BUMN/BUMD, hingga perwakilan RI di negara-negara sahabat ternyata hanya dilaksanakan oleh pemerintahan saja.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Buktinya terlihat di ibu kota Kabupaten Malang, yaitu Kepanjen. Setiap kantor pemerintahan mengibarkan bendera sesuai imbauan mensesneg RI yang diperkuat dengan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur (Jatim) tanggal 22 September 2017 Nomor 430/12944/012.2/2017.
Sayangnya, pengibaran bendera dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila ini tidak diikuti serentak oleh masyarakat yang ada. Contoh kecilnya berada di Jalan Ahmad Yani, Kepanjen. Jalan yang dipenuhi pertokoan dan perbankan serta pemerintahan ini lenggang. Tidak terlihat kibaran bendera Merah Putih.
Menurut beberapa karyawan pertokoan yang ada di sepanjang Jalan Ahmad Yani ini, mereka tidak mengetahui adanya imbauan tersebut. Sebut saja Imam. Karyawan tersebut mengatakan dia tidak mengetahui adanya pengibaran bendera tersebut.
"Saya tidak mengetahuinya, Mas. Bahkan setahu saya juga pertokoan sepanjang jalan tidak ada yang memasang bendera," katanya kepada MalangTIMES, Minggu (01/10).
Pernyataan Imam memang benar. Dari penelusuran MalangTIMES, sepanjang jalan yang memakai salah satu nama Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani yang terbunuh dalam peristiwa Gestapu PKI, tidak terlihat adanya pemasangan maupun pengibaran bendera.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Berbeda dengan di Jalan Panglima Sudirman yang merupakan terusan dari Jalan A. Yani. Beberapa bendera berkibar di tiup angin sore yang cukup kencang. Walau pun tidak semua pertokoan di rute tersebut memasang bendera juga.
Yang cukup membanggakan adalah di wilayah Jalan Panji. Bendera berkibar di setiap pertokoan sepanjang jalan itu. Walau didominasi perkantoran, Jalan Panji juga merupakan area pertokoan yang cukup ramai.
Menurut salah satu pemilik toko kelontongan di sana, Abdullah (73), dirinya memang selalu memasang bendera di momen-momen peringatan nasional. Terutama Hari Kesaktian Pancasila karena hari tersebut merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang mencekam.
"Tahun itu adalah tahun-tahun mencekam dan saya ingat betul rasanya. Karena itu, saya selalu kibarkan bendera untuk mengenangnya," kata Abdullah yang menyatakan juga bahwa dirinya tidak mengetahui adanya imbauan tentang pengibaran bendera dari mensesneg maupun gubernur Jatim. (*)