MALANGTIMES - Suasana Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan XX Tahun 2017 yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya di Aula IKIP Budi Utomo Malang ternyata mengundang ketegangan. Ketegangan itu terlihat pada para peserta UKW Malang Raya ketika mengerjakan materi uji kompetensi wartawan yang diikuti 42 jurnalis mulai Selasa samapi Rabu (26-27/9/2017).
"Ketika wartawan wawancara kepada narasumber siapapun tidak ada rasa takut, baik dari pejabat, TNI, Polri, pemimpin daerah, kementerian, itu pekerjaan yang rutin dilakukan di lapangan. Tapi, ketika ada giliran UKW seperti ini, mau tidak mau saya pribadi merasakan ada beban, rasa takut dan tegang yang luar biasa," kata perwakilan peserta UKW Malang Raya, Abdul Halim kepada MalangTIMES, Rabu (27/9/2017).
Baca Juga : Bagaimana Hukum PHK Karyawan di Tengah Pandemi Covid-19? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Halim menggambarkan suasana di ruang kelas ujian, ketegangannya terasa ketika peserta takut memberikan jawaban yang salah. "Apalagi deadline penguji memberikan soal materi kepada peserta, deadlinenya lebih menakutkan daripada deadline keseharian kita di dalam kantor," terangnya.
Menurutnya suasana rasa tegang itu muncul ketika para peserta memasuki ruangan mengerjakan materi didampingi dewan penguji. "Memang kita belum terbiasa melakukan evaluasi atau ada ujian seperti ini. Akhirnya timbul rasa takut tidak lulus ujian. Akhirnya beban itu akan mempengaruhi psikologi kita," ucapnya.
Halim menerangkan UKW ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu Muda untuk wartawan pemula, Madya bagi redaktur dan Utama untuk Redaksi Pelaksana (redpel) atau Pemimpin Redaksi (pemred).
"Kalau kelas muda tingkatan materi uji kompetensinya masih biasa. Sedangkan seperti saya ikut Madya ketegangan bebannya dua kali lipat, tapi saya mengerjakan materi dengan baik sesuai instruksi dewan penguji. Intinya tolak ukur Madya fokus utamanya ke penyuntingan berita dari wartawan," ujarnya,
Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan XX Tahun 2017 ini secara resmi ditutup Wali Kota Malang, H. M. Anton dengan memberikan dukungan, motivasi dan semangat untuk menjadi wartawan yang berpegang teguh dengan etika jurnalistik.
Baca Juga : Ini Alasan Kabag Protokoler Pemkot Batu yang Hadir di Polresta Malang Terkait Kasus Tabrak Lari
Selain itu, juga untuk meningkatkan kemampuan bekerja secara profesional dan mendapatkan sertifikasi standar kompetensi wartawan dari dewan pers.
"Semoga dengan mengikuti UKW ini profesionalisme para wartawan semakin bertambah dalam mengawal pembangunan Kota Malang. Kalau biasanya membuat nervous narasumber sekarang biar kapok dibuat nervous para penguji," ucap Anton disambut tawa yang mampu menghilangkan ketegangan peserta UKW.
Sementara itu Ketua PWI Jawa Timur, Achmad Munir mengatakan bahwa dalam UKW ini para wartawan benar- benar diuji kompetensinya oleh para dewan penguji dengan berbagai indikator. Ia berharap para wartawan terus berpegang pada kode etik jurnalistik dalam menjalankan profesinya. "Wartawan juga harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga berita yang ditulis berbobot. Saya ucapkan selamat kepada peserta UKW yang lulus dan dinyatakan kompeten. Bagi dua orang yang dinyatakan belum kompeten masih bisa mengikuti UKW selanjutnya," ucapnya.