MALANGTIMES - Mungkin, bagi sebagian orang, asal usul nama sebuah wilayah tidak lagi relevan untuk diperbincangkan. Apalagi dijadikan batu loncatan demi masa yang akan datang.
Tapi, tidak bagi sebagian lain yang memahami bahwa masa silam adalah fondasi bagi suatu keberhasilan di masa depan. Inilah yang membuat Pemerintah Kabupaten Malang di bawah kendali Dr H Rendra Kresna gigih untuk kembali 'menjayakan' masa silam dalam koridor kekinian. Misal dalam racikan pariwisata berbasis masyarakat.
Baca Juga : Pelaku Tabrak Lari Masih Misterius, Pemkot Batu dan Polisi Lindungi Nama Penabrak
"Kabupaten Malang memiliki masa silam atau sejarah yang kaya dan juga penting dalam peradaban bangsa ini. Patut rasanya semua itu kita ungkap, angkat dalam koridor masa kini," kata bupati Malang, Selasa (20/06).
Kecamatan Ngantang, adalah salah satu wilayah di Kabupaten Malang yang memendam dan memiliki sejarah panjang yang disampaikan Rendra tersebut.
Ngantang yang kita kenal sekarang, baik dengan limpahan hasil pertanian maupun wisatanya, keberadaan atau asal usulnya berawal dari adanya Prasasti Hantang (1057 Saka atau 1135 M).
Prasasti dari zaman Kerajaan Kediri yang dibuat oleh Raja Jayabaya (Raja Kediri) sebagai bentuk terimakasih kepada penduduk daerah yang kini disebut Ngantang karena telah berjasa dan bersetia kepada Kerajaan Kediri.
"Setelah meninggalnya Airlangga, Kerajaan Kahuripan dipecah menjadi dua, yakni Panjalu (Kediri) dan Jenggala. Dua kerajaan ini saling berebut kekuasaan terutama di daerah sekitar aliran Sungai Brantas,"tutur Agus Wibowo, peminat dan penulis sejarah kejaraan nusantara asal Mojokerto.
Baca Juga : Bebas dari Tahanan Saat Wabah Corona, Abah Anton Tak Langsung Pulang ke Kota Malang
Dengan bantuan masyarakat Ngantang yang secara domisili masuk wilayah Jenggala, tapi lebih bersetia pada Kediri dan ikut berperang dan memenangkan peperangan tersebut, Raja Jayabaya memberikan prasasti Hantang yang di dalamnya terdapat tulisan Narasinga dan Panjalu Jayati (Panjalu Menang).