PUISI PENDEK (2)
*dd nana
(i)
Kelak, cinta itu jelma pelangi disetiap pagi.
Dan kita tersenyum, masih mengeratkan pelukan
Mendengarkan anak-anak kita riang membaca risalah cinta kita.
Tetaplah di dadaku, cinta.
Baca Juga : WORO & The Night Owls Gebrak Maret dengan Album Perdananya
(ii)
Tampunglah air mata itu. Dalam cawan rahsa.
Kelak, rasa cinta akan semakin purba. Seperti adam dan hawa.
Akar dari kita
(iii)
Terkadang, rindu meminta airmata untuk mengilapkan cinta.
(iv)
Tetaplah meruang di hatiku. Raung rindu yang terlalu,
biarlah tumbuh diasuh semesta yang kita cipta.
Kelak, disuatu pagi, kita temukan ranum khuldi yang pernah kita lukis
Bersama.
(v)
Aksara yang kau hembuskan melalui jendela langit rasa itu.
sungguh, membuat kuruksetra bermandi bunga.
Lihatlah segala mantra perang, ingsut diam-diam
membentuk konfigurasi kembang.
(vi)
Sunyi itu, cinta, tajam dan begitu menggigilkan.
(vii)
Mendaras aksara di tepi malam ini
mataku berkaca-kaca. Sujudku untuk segala yang ditiupkan cinta
Baca Juga : Film Dokumenter The Beatles 'Get Back' Rilis September 2020
(viii)
Malamkan aku dalam dekapmu, dan ajari aku membuka belukar kuruksetra itu
menjadi rahim anak-anak pelangi dengan tawa langitnya.
Malamkan aku, cinta
(ix)
Kalimat ku kuburkan.
Malam sedang meraut kayu nisannya.
Rindu menjelma batang kamboja.
(x)
Lelap itu ku namakan senyap
sedang sayap ini masih saja mengeja waktu
sedang di ruang tunggu, aku, sibuk menghitung serbuk-serbuk gerimis
yang mencatat namamu.
sedikit mengurai senyap, meski tak bisa membohongi rindu,
lelap itu kunamakan senyap.
Senyap yang akrab memayungi mataku.
-Hujan, selalu mengingatkanku. pada gigil tubuh. pada sorot mata yang membuatku luruh.
Selalu menuju mu, menuju mu.
*Wartawan MALANGTIMES