Serial Puisi "Kitab Ingatan"
dd Nana*
KITAB INGATAN (3)
dialog langit
(i)
"Kenapa harus kerja, yah"
agar matahari tidak iri menatap kita, sayang.
(ii)
Lihatlah, ayah akan mencatat matahari
bersama angin Juli yang menggigilkan diri.
"tapi tubuh ayah semakin legam"
"lelaki harus berpeluh, sayang".
(iii)
Kecupmu, langit, membuka rahasia waktu
dan arah-arah yang berkelindan menampakkan rupanya.
"masih pagi, yah….peluklah lagi hatiku".
(iv)
"Aku ikut kerja yah.."
Asahlah belati pikirmu dulu, lantas rasakan tajamnya.
"Duh, kulitku berdarah". Kau meringis menahan tangis.
Begitulah hidup, sayang, meminta segala yang tak ingin kita pegang.
KITAB INGATAN (4)
(i)
Mari, kita saling mengenang, kasih
antara miliar pasir yang membuih di telapak kaki
dan sinar matahari yang diam-diam iri di rona pipimu.
Jejak itu menetap. Menghalau waktu. Meluruhkanku. Mencipta bengalnya rindu.
(ii)
Tadi pagi, sebelum dingin juli membungkusku
kau kulum aku dalam mimpi serupa.
Dikepung riuh suara dan warna
kita membeku
saling memberi tatapan dan kau rengkuh tangan keluku.
Mari kerumahku. Ada tungku api yang akan menghangatkan tubuh rentamu.
Padahal yang kubutuh bukan api, hanya dekap, senyum dan rona di pipimu seperti dulu
Penghilang nyeri rindu.
*Penulis Wartawan MALANGTIMES