Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Pesan Toleransi Ala Gus Dur, Antara Pendeta dan Harimau Berdoa

Penulis : Imam Syafii - Editor : Lazuardi Firdaus

23 - Dec - 2016, 11:14

Mantan Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (foto: istimewa)
Mantan Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (foto: istimewa)

MALANGTIMES - Mantan Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid atau yang dikenal Gus Dur merupakan sosok pemimpin yang banyak digemari banyak orang. Gus Dur juga dikenal sebagai sosok yang humoris.

Baca Juga : Tundukkan Rasa Takut untuk Kemanusiaan, Ini Kisah Bripka Jerry yang Banjir Apresiasi

Dari kehumorisan dan jiwa solidaritasnya kepada semua orang itu, Asisten Bidang Media untuk Gus Dur, Bambang Susanto meceritakan pengalamannya tentang cerita dari Gus Dur yaitu kisah antara pendeta dan harimau berdoa.

Seperti berita yang dilansir media online detik.com, menurut Bambang kala itu Gus Dur mengungkapkan cerita bernada humor saat menjadi pembicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar Iman se Asia Pasifik di Brisbane, Australia pada 2007 lalu.

Cerita yang diungkapkan Gus Dur, pada suatu hari, ada seorang pendeta yang pergi berburu harimau di hutan. Tapi sayang si pendeta belum cukup mahir untuk menembak. 

Alhasil, tak sebutir peluru pun dari senapannya yang menewaskan buruannya. 

Akibatnya fatal. Si Raja Hutan balik mengejar sang pendeta yang lari tunggang langgang hingga ke tepi jurang. Sadar maut sudah di depan mata, sang pendeta pun berdoa sambil memejamkan mata. 

Begitu kembali membuka matanya usai berdoa, si pendeta terheran-heran melihat harimau ternyata juga tengah berdoa.

"Kenapa kamu malah ikut-ikutan berdoa, bukannya menerkam saya?" kata si pendeta.

"Iya, saya membacakan doa sebelum makan," kata si harimau menjawab sambil menyeringai. 

Meskipun yang menjadi bahan cerita adalah pendeta, Bambang melanjutkan, karena disampaikan dengan humor, semua pihak tetap happy. Tak ada yang tersinggung, apalagi sampai marah-marah karena menilai telah terjadi penistaan.

"Gegara cerita humor itu suasana konferensi yang semula kaku dan formal langsung cair, semua hadirin tertawa ngakak," kata Bambang.

Baca Juga : Glenn Fredly Meninggal Dunia Tepat setelah 40 Hari Kelahiran Anak Pertamanya

Sementara itu, Anggota Delegasi Indonesia dalam KTT, Hermawi Fransiskus Taslim menambahkan memang kalau soal humor, Gus Dur  jagonya. 

''Gus Dur itu pandai mencairkan suasana dalam situasi apapun di manapun," ungkap Hermawi.

Dimana, Gus Dur menjadi pembicara di KTT itu atas undangan sahabatnya, Master Chin Kung, pimpinan Asosiasi Amitabha Buddhist di Queensland, Australia.

Kung juga merupakan ketua Forum Multi Faith Centre (Pusat Multi Keyakinan) di Griffith University, Australia dan Pure Land Learning College Association. Pesertanya lebih dari 300 orang. 

Selain Indonesia dan Australia, peserta berasal dari Cina, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Srilangka, Fiji, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia.

Selain humor seperti yang diceritakan ulang oleh Bambang, ada kalimat Gus Dur tentang nilai-nilai universal kemanusiaan yang dilontarkan dalam KTT bertema 'One Humanity, Many Faith' (satu kemanusiaan beragam keyakinan) itu.

"Tidak penting apa agama atau suku Anda. Jika Anda dapat melakukan hal-hal yang baik bagi semua orang, Anda tidak akan pernah ditanya apa agamamu,'' ucapnya.

Pengacara yang kini menjadi politisi Partai Nasdem itu berharap nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan Gus Dur dapat terus diteladani masyarakat Indonesia.

"Andai masyarakat meneladani hal itu, saya percaya kondisi yang memprihatinkan seperti sekarang ini tidak perlu terjadi," ujar Hermawi


Topik

Profil gusdur KTT toleransi


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Imam Syafii

Editor

Lazuardi Firdaus