Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Lontar Sansekerta Usulkan Monumen Boso Walikan

Penulis : Aditya Fachril Bayu - Editor : Redaksi

10 - Nov - 2016, 15:38

 Direktur Lontar Sansekerta, Verdy Firmantoro, S.I.Kom (kiri), Sekjen Lontar Sansekerta, Debbi Candra Duanto, S.S (dua dari kanan) saat Deklarasi Sumpah Pemuda di Monumen Hamid Rusdi (Foto : Istimewa)
Direktur Lontar Sansekerta, Verdy Firmantoro, S.I.Kom (kiri), Sekjen Lontar Sansekerta, Debbi Candra Duanto, S.S (dua dari kanan) saat Deklarasi Sumpah Pemuda di Monumen Hamid Rusdi (Foto : Istimewa)

MALANGTIMES – Pegiat budaya dan sejarah, Lontar Sansekera dengan berbekal gerakan kesukarelawanan dan semangat terus melestarikan kearifan lokal di momen Sumpah Pemuda.

 

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia

Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Kami dan putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Hari Sumpah Pemuda yang lalu masih menyisakan cerita yang menarik dari Lontar Sansekerta. Pasalnya, selain mengadakan cangkru’an budaya dan napak tilas jejak penggagas boso walikan di Taman Makam Pahlawan Suropati, mereka juga melakukan aksi deklarasi Sumpah Pemuda di depan monumen Hamid Rusdi, Simpang Balapan kota Malang.

Deklarasi Sumpah Pemuda dilaksanakan di monumen Hamid Rusdi karena beliau merupakan mayor dari penggagas boso walikan, Suyudi Raharno yang notabene juga turut memberi sumbangsih dalam perjuangan GRK (Gerilya Rakyat Kota) sebelum boso walikan tercetus.

Tajuk “Ngeling-Ngeling Budaya Ngalaman”, diisi dengan mengenal sisi historis boso walikan. “Boso walikan sebagai suatu bahasa lokal Malangan memang sudah banyak dikenal, namun tak banyak yang tahu sejarahnya”, papar Verdy.

Firda, salah seorang peserta kegiatan bahkan menyangsikan boso walikan berasal dari Malang, karena ia menganggap jika boso walikan sudah banyak digunakan orang di luar Malang.

Candra menjelaskan, hal ini merupakan konsekuensi logis kota Malang banyak dihuni orang-orang terutama mahasiswa dari berbagai daerah yang kemudian membawa boso walikan ke daerahnya masing-masing.

Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis

Beberapa peserta lain bahkan menganggap boso walikan tidak memenuhi standar kebahasaan. Dalam perspektif sastra dan budaya, Candra menilai  jika boso walikan, bukan merupakan kesalahan gramatikal, karena bahasa itu lahir dan tumbuh untuk kepentingan bangsa, membolak balik kata untuk mempertahankan daerah Malang dari ancaman penjajah.

Boso walikan tak hanya menyoal perihal sejarah belaka. Boso walikan telah mampu melahirkan produk-produk kreatif, seperti kaos, gantungan kunci dan berbagai produk khas lainnya” kata Imam Suhaeri selaku koordinator bidang marketing dan multimedia Lontar Sansekerta.

Identitas kota Malang tak bisa dilepaskan dari boso walikan. “Boso walikan bisa menjadi inspirasi pemerintah kota Malang membranding identitasnya,” kata Verdy.

Sebagai kota pendidikan, Verdy mengusulkan perlu dibuat Monumen Boso Walikan sekaligus pusat budaya Ngalaman di kota Malang.

Verdy menuturkan bahwa cara terbaik membranding sebuah kota, bukanlah ikut-ikutan dengan daerah lain atau sekedar mencari popularitas dengan mengikuti tren pasar, tapi city branding haruslah lahir dari sejarah daerah dan bagaimana mengenalkan sejarah itu sebagai identitas yang memiliki kekhasan dibandingkan daerah lainnya, ujar Verdy.

Ia bersama tim Lontar Sansekerta berencana menindaklanjuti rekomendasi ini dengan menemui Kepala Bappeda kota Malang. Ia berharap rumusan Monumen Boso Walikan ini bisa diteruskan kepada Walikota Malang, sehingga dapat terealisasi. 

Lontar Sansekerta mendesak pemerintah kota Malang dapat memonumenkan warisan bersejarah itu. Monumen bukan hanya sarana fisik mengomunikasikan sejarah, tapi ini sebagai cara kreatif menghargai dan memanusiakan sejarah, pungkas Verdy.


Topik

Peristiwa Sumpah-Pemuda boso-walikan


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aditya Fachril Bayu

Editor

Redaksi