MALANGTIMES - Wana Wisata Coban Tundo sudah empat kali memakan korban jiwa sejak pertama kali dibuka pada awal Desember 2015 lalu.
Kejadian pertama pada bulan Januari 2016 lalu, dan memakan dua korban jiwa. Dan pada Rabu, (20/4/206) kemarin Coban Tundo kembali memakan korban jiwa.
Anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat dari PMI Kabupaten Malang, Yusak Krismanto, mengatakan coban memiliki ketinggian 20 meter dan memiliki kedalaman kolam 7 meter.
Ia katakan, kondisi kolam memiliki pusaran yang sangat kuat, sehingga beberapa kali korban yang meninggal akibat terjebak dalam pusaran tersebut.
"Di dalam kolam yang berdiameter 15 kali 20 meter itu pusarannya kuat," ujar Yusak, Kamis, (21/4/2016).
Sementara itu, Kepala Urusan Hubungan Masyarakat, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Malang, Sugeng Siswantoro mengatakan Coban Tundo pertama kali dibuka sejak awal Desember 2015 lalu.
Dan sejak Coban Tundo dibuka untuk wisata oleh Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat, wisatawan tidak diperbolehkan untuk mandi ke dalam coban.
"Sejak pertama kali dibuka kami sudah memberikan peringatan larangan mandi," ujar Sugeng.
Namun, pihaknya tidak bisa mengawasi secara penuh sehingga terkadang masih ada yang mandi ke dalam coban.
Akibat seringnya kecelakaan tersebut, Perhutani akan segera bekerjasama dengan Tim Search and Rescue (SAR)
"Akan membuat pos pantau agar penjagaan lebih maksimal," ujarnya
Diberitakan sebelumnya dua mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya tewas di dalam kolam Coban Tundo tersebut.(*)