MALANGTIMES - Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (PUPERA) beserta Pemerintah Provinsi (Pemprov) mengadakan acara rembuk untuk mengkaji jembatan Suhat di hotel Atria Kota Malang, Rabu (9/3/2016).
Baca Juga : Menghilang, Satu Pendaki Gunung Panderman Ditemukan Tewas, Saksi Sebut Seperti Kesurupan
Beberapa pakar ahli dari akademisi juga turut hadir dalam acara rembuk tersebut, seperti para pengamat jembatan Suhat dari Universitas Brawijaya (UB) dan juga perwakilan dari Bina Marga.
Pakar akademisi UB memberi penjelasan bahwa tahun 2013 jembatan Suhat mengalami kelendutan sampai 20,8cm. Hal itu didapatkan setelah tim UB melakukan kajian forensik.
"Dari hasil itu kami memberikan solusi kepada Pemkot Malang agar bus dan truck dilarang melintasi jembatan supaya kelendutan tersebut tidak semakin bertambah," papar Ir. Sugeng P. Budio, MS, Ketua Jurusan Teknik UB saat memberikan penjelasan.
Sugeng dalam penjelasannya juga memperlihatkan kondisi Eksisting Sambungan jembatan Suhat, dan foto-foto serta penjelasan terkait jembatan yang sempat menggerkan warga Malang Raya beberapa pekan lalu.
Baca Juga : Bantuan Dana Dampak Covid-19 Bagi Sopir di Kabupaten Malang Segera Cair
Menurut, Iwan Zarkasih selaku Kasubdit Jembatan dan Terowongan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA), Kementerian akan terus mengupayakan cara untuk mengatasi polemik jembatan Suhat.
Harapannya agar warga Malang Raya tidak lagi resah terkait kondisi jembatan yang menghubungkan antara jalan Soekarno-Hatta menuju jalan Mayjen Panjaitan.
"Untuk itu kami adakan acara ini untuk menemukan solusi," katanya. (*)