UB Gerak Cepat Hadapi Darurat Bencana Sumatera, KKN Kemanusiaan Disiagakan

Reporter

Hoshi Amalia

Editor

Dede Nana

03 - Dec - 2025, 02:26

Rektor UB bersama Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi serta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan saat memberikan keterangan terkait respons bencana alam di Sumatera (Hoshi Amalia/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Bencana alam dahsyat yang melanda wilayah Sumatera dan Aceh telah memicu kerusakan masif, melumpuhkan infrastruktur vital, dan menimbulkan gangguan komunikasi serius. 

Sejumlah daerah kini terisolasi dan sulit dijangkau bantuan, memperburuk situasi di lapangan. Kondisi ini juga dirasakan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang berasal dari wilayah terdampak. Banyak di antara mereka belum dapat menghubungi keluarga maupun memberi kabar kepada pihak kampus terkait kondisi mereka.

Baca Juga : Duel Kandidat Timnas Indonesia: Giovanni Van Bronckhorst vs John Herdman, Siapa yang Paling Layak?

Menanggapi situasi darurat ini, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., menegaskan bahwa UB telah mengambil langkah cepat untuk berkoordinasi dengan kementerian serta mempersiapkan dukungan bagi mahasiswa yang terdampak langsung. 

“Teman-teman mahasiswa dari daerah bencana tentu akan kita bantu, termasuk advokasi seperti kemungkinan keringanan UKT. Selama ada laporan yang masuk, UB akan membantu semaksimal mungkin,” ujar Prof. Widodo.

Prof. Widodo menambahkan bahwa UB melalui Emergency and Disaster Team (EDT) sedang mempersiapkan keberangkatan tim ke daerah bencana untuk membantu masyarakat. Persiapan mencakup koordinasi logistik, asesmen kondisi lapangan, serta pemetaan lokasi yang memungkinkan ditembus oleh tim UB. 

“Tim sudah dalam tahap persiapan untuk diberangkatkan membantu masyarakat di sana,” tegasnya.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si., Ak., menjelaskan bahwa UB menjadi salah satu perguruan tinggi yang dikoordinasikan Kementrian untuk terlibat dalam penanganan melalui skema KKN Kemanusiaan. 

“Hari ini kami submit proposal partisipasi UB. Insyaallah tanggal 8 Desember tim tanggap bencana UB akan berangkat, membawa perangkat dan inovasi, termasuk teknologi penyediaan air bersih,” jelasnya.

Tim UB akan melibatkan sekitar 45 mahasiswa dari jenjang S1, S2, hingga profesi, serta tenaga kesehatan. UB juga berkolaborasi dengan perguruan tinggi lain di Kota Malang, seperti Universitas Muhammadiyah Malang dan kampus mitra di daerah terdampak. Tim juga akan mengusung teknologi yang menyesuaikan kebutuhan lapangan, seperti inovasi penyediaan air bersih dan soft technology untuk trauma healing, khususnya bagi kelompok rentan.

Di sisi lain, UB kini fokus memetakan mahasiswa asal daerah bencana yang belum bisa dihubungi. Kampus membuka berbagai jalur pelaporan, mulai dari e-consulting, pengurus BEM, hingga dosen pembimbing masing-masing mahasiswa. 

Baca Juga : Warna Coklat Berurat Marmer yang Hangat: Produk Favorit Pelanggan Graha Bangunan Blitar untuk Hunian Modern

“Silakan lapor melalui kanal apa pun yang memungkinkan. Kami akan identifikasi dan tindak lanjuti,” ujar Prof. Widodo.

Mengenai mahasiswa yang masih kehilangan kontak dengan keluarga, UB meminta mereka segera mengakses kanal pelaporan resmi atau menghubungi pihak kampus melalui jalur komunikasi apa pun yang tersedia.

Saat ini, UB masih menunggu koordinasi lanjutan dari kementerian serta melakukan rapat internal terkait teknis keberangkatan tim, penempatan lokasi, dan skema bantuan mahasiswa. Sejumlah keputusan operasional akan difinalkan setelah peninjauan lebih lanjut menyesuaikan perkembangan situasi di lapangan.