FIB UB Gelar Anugerah Sabda Budaya 2025, Tegaskan Peran Budaya bagi Ekonomi dan Diplomasi

Reporter

Hoshi Amalia

Editor

Dede Nana

03 - Dec - 2025, 01:52

Tiga penerima Anugerah Sabda Budaya 2025 bersama jajaran FIB UB usai menerima penghargaan di Aula Gedung A FIB UB. (Hoshi Amalia/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Universitas Brawijaya (UB) kembali menegaskan komitmennya terhadap akar budaya bangsa melalui penyelenggaraan Anugerah Sabda Budaya 2025 di Aula Gedung A Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Rabu (3/12/2025).  Mengusung tema "Samadya Danasmara Manunggal Rasa", yang dimaknai sebagai kesederhanaan yang didorong oleh abdi kasih untuk menyatukan segala rasa dan menjalani hidup bersama-sama, UB tidak hanya memberikan penghargaan kepada para pelaku seni, tetapi juga menempatkan budaya sebagai kekuatan sentral. 

Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., menegaskan pentingnya penghargaan ini sebagai momen untuk menghargai para praktisi budaya. "Ini menunjukkan komitmen kita, Universitas Brawijaya dan Fakultas Ilmu Budaya untuk terus mengembangkan ekosistem budaya kita, menghargai para pelaku yang telah menghidupkan terus menerus budaya di Indonesia," ujar Prof. Widodo. 

Baca Juga : Rektor UB: Budaya adalah Mesin Ekonomi Global, FIB Dorong Packaging Digital Konten Budaya 

Menurutnya, budaya merupakan karya cipta dan rasa dari bangsa Indonesia untuk memahami lingkungan dan kehidupan. "pemahaman ini yang menjadi kekuatan kita untuk digunakan mendorong pertumbuhan ekonomi dan diplomasi ke masyarakat global," tambahnya.

Tahun ini, setelah proses kurasi yang panjang, tiga seniman dan budayawan dinilai paling layak menerima Anugerah Sabda Budaya 2025. Koordinator Anugerah Sabda Budaya sekaligus Koordinator Dewan Kurator, Yohanes Padmo Adi Nugroho, menyebut bahwa ketiga nama tersebut telah lama masuk dalam radar kurator. “Kami memutuskan secara bulat bahwa tiga nama ini adalah yang paling layak di antara nominator lainnya, sesuai indikator inovasi dan dampak, baik bagi masyarakat maupun internal FIB,” jelasnya.

Penerima Anugerah Sabda Budaya 2025 adalah Tengsoe Tjahjono untuk kategori sastra, dikenal sebagai penyair dan sastrawan penemu genre baru pentigraf. Kategori seni tradisi (tari) diberikan kepada Winarto Ekram, yang mengembangkan tradisi dan genre tari baru seperti drama tari hingga teater tari, serta memiliki sekolah tari. Sementara itu, kategori seni rupa dianugerahkan kepada Dadang Rukmana, yang diakui atas teknik atau metode seni rupa beliau yang sangat khas.

Penghargaan yang sudah rutin dilaksanakan sejak 2018 ini memberikan apresiasi atas dedikasi pergerakan para praktisi, seniman tradisi, sastrawan, komunitas seni tradisi, dan komunitas seni rupa. Sejalan dengan ini, Dekan FIB UB, Sahiruddin, Ph.D., mengajak semua pihak untuk menyatukan rasa demi pengembangan dan pelestarian budaya nusantara. "Marilah kita menyatukan rasa untuk sama sama mengembangkan dan melestarikan budaya nusantara," ajaknya.

Momen ini menjadi penegasan bahwa apresiasi terhadap pelaku seni dan budaya adalah investasi strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat diplomasi Indonesia di kancah global.

Baca Juga : Benarkah BSU Cair Lagi di Desember 2025? Ini Penjelasan Resminya

FIB UB menegaskan visinya yang terdepan melalui konsep “digital humanities, cultural industry”. Konsep ini fokus mengembangkan dan mendampingi industri berbasis budaya, sekaligus memposisikan budaya sebagai soft diplomacy Indonesia. Sebagai langkah selanjutnya, FIB berkomitmen untuk terus meningkatkan dampak dan kontribusi kinerjanya, dengan menjunjung semangat kebersamaan yang holistik: bukan lagi tentang aku dan kamu, tetapi kita.