Vokasi UB Luncurkan Sadewa Desa di Sanankerto dan Gubugklakah, Integrasikan Edukasi, Rekreasi dan Konservasi Desa Wisata
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
09 - Nov - 2025, 07:47
JATIMTIMES - Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) bekerja sama dengan Pemerintah Desa Sanankerto dan Pemerintah Desa Gubugklakah meluncurkan Sistem Digitalisasi Aset Wisata Desa atau Sadewa Desa di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen dan Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Peluncuran Sadewa Desa untuk Desa Sanankerto dan Desa Gubugklakah dilakukan dalam acara Festival Ekraf 2025 yang berlangsung di Wisata Boonpring, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Baca Juga : Kisah Amar Ma’ruf, Dosen Asal Karangploso yang Ciptakan Logo Branding Pariwisata Kabupaten Malang
Ketua Tim Inovasi Sadewa Desa dari Fakultas Vokasi UB Susenohaji menyampaikan, Sadewa Desa merupakan sebuah sistem aplikasi yang terdiri dari empat sub sistem utama yaitu konten edukasi obyek atau spot wisata, konten animasi, sistem tracking obyek atau spot wisata dan sistem interaksi wisatawan.
Akademisi yang akrab disapa Aji itu menjelaskan, Sadewa Desa bertujuan untuk mentransformasi aset-aset desa. Mulai dari aset sumber daya alam, aset seni dan budaya, dolanan, makam dan lain-lain sebagai obyek atau spot wisata dengan menggali informasi dan cerita rakyat yang kemudian menampilkan dalam bentuk konten digital berupa teks, audio, video, gambar dan animasi yang disajikan secara story telling.
"Aplikasi ini juga dilengkapi dengan sistem tracking obyek atau spot wisata, sistem interaksi wisatawan berupa rating, feedback, komentar dan care button sebagai sarana wisatawan berinteraksi dan menginformasikan kondisi obyek wisata kepada operator jika terjadi kondisi darurat," ungkap Aji kepada JatimTIMES.com.
Menurut Aji, dengan adanya Sadewa Desa dapat menjadikan wisata di desa lebih interaktif, menyenangkan, menarik dan atraktif. Sehingga, setiap wisatawan yang memanfaatkan aplikasi Sadewa Desa tidak hanya bisa melihat, melakukan aktivitas atau interaksi dan membeli, tetapi juga bisa belajar tentang setiap obyek atau spot wisata di desa.
"Setiap aset wisata memiliki format/struktur/muatan informasi yang berbeda karena karakteristik aset dan cerita rakyat yang berbeda. Akan tetapi, secara umum informasi tersebut mencakup informasi umum (detail), sejarah, manfaat dan cerita rakyat yang melingkupinya," jelas Aji.
Menurut Aji, melalui Sadewa Desa, aset-aset desa saat ini dapat diubah menjadi obyek atau spot wisata sebagai sumber belajar yang melimpah di ruang terbuka. "Harapannya, wisatawan tidak hanya berkunjung, tetapi juga mau lama tinggal menginap di desa untuk eksplore konten berbagai obyek wisata tersebut," imbuh Aji.
Pihaknya mengungkapkan, inovasi digital Sadewa Desa ini didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan serta Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi RI melalui skema hibah Berdikari Emas Tahun Anggaran (TA) 2025.
Pihaknya menyebutkan, peluncuran Sadewa Desa ini juga dilakukan dengan melakukan akses secara serempak media QR Code untuk obyek atau spot wisata desa yang tersaji di dalam sebuah peta digital desa wisata. "Setiap peserta mendapatkan paket souvenir desa wisata yang sudah disematkan teknologi digital melalui media QR Code, sehingga bisa dibawa pulang dan diakses oleh masyarakat lainnya," tutur Aji.
Baca Juga : Perkuat Pondasi Ekonomi Kerakyatan, Lilik DPRD Jatim Kawal UMKM Urus NIB Gratis
Sementara itu, Kepala Desa Sanankerto Subur mengaku gembira atas dipilihnya Desa Sanankerto oleh Fakultas Vokasi UB untuk pengembangan Sadewa Desa. Subur menyebut Sadewa Desa merupakan wujud realisasi harapan pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjadikan Sanankerto sebagai Desa Wisata Digital yang sudah dicanangkan oleh Bupati Malang sekitar Tahun 2020.
Dengan adanya Sadewa Desa yang diterapkan di Desa Sanankerto, pihaknya berharap agar dapat menjadi paket-paket wisata edukasi kepada jajaran instansi serta anak-anak sekolah di Desa Sanankerto dan sekitarnya.
"Saya berharap kerja sama ini akan terus berlanjut untuk penerapan sistem digital lainnya, sehingga menjadikan Boonpring menjadi destinasi wisata digital baru, bagi obyek-obyek wisata yang menjadi daya tarik wisatawan nasional dan manca negara," kata Subur.
Sementara itu, Ketua Lembaga Desa Wisata (Ladesta) sekaligus Ketua Desa Wisata Gubugklakah Purnomo Ashari mengaku bahagia dengan adanya Sadewa Desa yang diterapkan di Desa Gubugklakah.
Menurut Purnomo, Sadewa Desa diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Desa Wisata Gubugklakah yang pada tahun 2016 memiliki omzet tembus Rp 16,2 milliar dan menjadi daya tarik baru desa-desa wisata lain. Sehingga mampu mendorong berkembangnya paket-paket wisata yang edukatif, rekreatif dan konservatif.
"Teknologi ini menjadi injeksi motivasi dan semangat baru untuk mengembangkan desa-desa wisata secara berkelanjutan. Aset menjadi media literasi untuk cinta budaya dan lingkungan bagi warga dan wisatawan. Sehingga, menjadi faktor penting dalam mewujudkan pembangunan desa wisata secara berkelanjutan," pungkas Purnomo.
