Selecta Bertransformasi, Dari Taman Rekreasi Resmi Jadi Living Museum
Reporter
Irsya Richa
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
09 - Nov - 2025, 05:24
JATIMTIMES - Dari taman bunga legendaris menjadi ruang hidup kebudayaan, Taman Rekreasi Selecta di Kota Batu kini resmi bertransformasi menjadi Living Museum. Kehadiran Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha, dalam peresmian Sabtu (8/11/2025) mempertegas posisi Selecta sebagai ikon wisata sejarah dan budaya yang terus tumbuh di era kreatif.
Peresmian ini bagian dari rangkaian Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang tengah berlangsung di Malang Raya sejak 6-8 November 2025. Taman Rekreasi Selecta, ikon wisata legendaris di Kota Batu, Jawa Timur, resmi ditetapkan sebagai salah satu dari 12 Living Museum di Indonesia.
Ini sekaligus menandai babak baru bagi Selecta, ikon wisata legendaris yang kini bertransformasi menjadi ruang hidup bagi pelestarian sejarah dan kebudayaan Kota Batu. Taman Rekreasi Selecta ini memiliki jejak sejarah panjang sejak berdiri pada tahun 1928 di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.
Awalnya dibangun oleh De Reyter De Wildt, seorang warga Belanda, tempat ini menjadi lokasi peristirahatan para bangsawan kolonial. Usai masa revolusi, kawasan ini sempat hancur dan kemudian dibangun kembali secara gotong royong oleh 47 tokoh masyarakat pada tahun 1950.
Sejak itu, Selecta tumbuh menjadi taman rekreasi rakyat yang menjadi kebanggaan warga Kota Batu. Keberadaan taman tekreasi menjadi contoh nyata bagaimana pariwisata dapat berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan nilai sejarah.
Bangunan bergaya kolonial yang tetap lestari bukan hanya menyimpan cerita masa lalu, tetapi juga menjadi media edukasi tentang pentingnya menjaga identitas. Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha mengaku terkesan dengan kekayaan sejarah dan nilai-nilai kebangsaan yang masih terjaga di Taman Rekreasi Selecta, Kota Batu.
Saat meninjau kawasan yang baru saja ditetapkan sebagai Living Museum tersebut, Giring menyoroti keberadaan artefak dan bangunan bersejarah yang menjadi saksi penting perjalanan bangsa. Salah satu lokasi yang dikunjunginya adalah kamar di Vila Bima Shakti.
Ruang tersebut yang pernah digunakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta untuk merumuskan gagasan perjuangan kemerdekaan Indonesia. “Saya melihat langsung kamar bersejarah tempat para pendiri bangsa menulis dan merumuskan pemikiran kebangsaan. Bahkan, sistem pengelolaan Selecta hingga kini masih mencerminkan semangat gotong royong dan ekonomi kerakyatan ala Bung Hatta. Ini luar biasa,” ungkap Giring.
Menurut Giring, pengalaman langsung seperti yang ditawarkan di Selecta menjadikan destinasi ini bukan sekadar tempat rekreasi, melainkan juga ruang belajar yang hidup bagi masyarakat. Ia menilai konsep Living Museum mampu menghadirkan pengalaman edukatif yang menyenangkan tanpa kehilangan nilai sejarahnya.
“Inilah yang disebut Living Museum. Jadi museum yang tidak hanya menyimpan benda bersejarah, tetapi juga menghadirkan aktivitas dan pengalaman yang memberi makna bagi pengunjung. Experience seperti ini penting untuk terus dinarasikan kepada generasi muda,” imbuh Mantan vokalis grup band Nidji.
Ia juga menegaskan bahwa Kementerian Kebudayaan akan memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan Selecta dan kawasan sejenis di seluruh Indonesia.
“Kami akan memperkuat jaringan kolaborasi lintas sektor untuk mendorong pengembangan Living Museum, termasuk Selecta, agar menjadi ruang pelestarian budaya yang berdaya ekonomi dan relevan dengan masa kini,” tegas Giring.
Baca Juga : Jelang Akhir Tahun, Waspada Penipuan Vila Lewat Media Sosial Kembali Marak di Kota Batu
Dengan kekayaan sejarah dan nilai kemandirian yang terus dijaga, Giring meyakini Selecta dapat menjadi model integrasi antara wisata, budaya, dan pendidikan kebangsaan yang menginspirasi daerah lain di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, Sujud Hariadi, mengungkapkan kebanggaan sekaligus rasa syukurnya atas penetapan Selecta sebagai Living Museum oleh Kementerian Kebudayaan RI. Ia menilai pengakuan tersebut menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga warisan sejarah sekaligus memperkuat peran Selecta sebagai ruang pembelajaran kebudayaan yang hidup.
Selama ini pihaknya terus berjuang menjaga keaslian dan nilai historis Selecta sebagai ikon wisata bersejarah di Kota Batu. Kini, setelah mendapat dukungan resmi dari pemerintah dan masyarakat, langkah pelestarian itu semakin kokoh.
“Dulu kami merasa berjalan sendiri menjaga aset sejarah ini. Sekarang, dengan pengakuan sebagai Living Museum, perjuangan itu menjadi gerakan bersama,” kata Sujud.
Sujud menjelaskan bahwa konsep Living Museum berbeda dengan museum konvensional. Di Selecta, pengunjung tidak hanya melihat artefak, tetapi juga diajak merasakan pengalaman nyata yang menghidupkan kembali suasana masa lalu. Setiap bangunan, taman, dan sudut area memiliki kisah yang kini dipetakan dan dikisahkan ulang dalam narasi kebudayaan Kota Batu.
“Sejak awal, Selecta lahir dari semangat kebersamaan. Kami ingin menjaga semangat itu agar tetap hidup, baik melalui bangunannya maupun nilai-nilainya. Itulah makna dari tagline kami, Truly Picnic, yang menggambarkan piknik sesungguhnya: menikmati alam, mengenang sejarah, dan merasakan kebersamaan tanpa jarak,” terang pria yang juga ketua PHRI Kota Batu ini.
Ia menambahkan, pengakuan Living Museum ini melengkapi capaian Selecta sebelumnya sebagai destinasi wisata zero waste nasional. Bagi Sujud, pengakuan tersebut bukan sekadar gelar, tetapi momentum untuk memperluas kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keseimbangan antara pariwisata dan pelestarian budaya.
“Sesungguhnya, konsep Living Museum sudah kami jalankan sejak dulu. Bedanya, sekarang pengakuan itu sah secara nasional, dan kolaborasinya semakin luas. Kami ingin Selecta menjadi tempat belajar yang menyenangkan, di mana sejarah, alam, dan budaya saling menyapa,” ucap Sujud.
