Redam Gejolak, Pelaksana Kanjuruhan Street Race Bakal Libatkan PKL Jadi Panitia
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
A Yahya
18 - Oct - 2025, 06:43
JATIMTIMES - Pelaksana Kanjuruhan Street Race (KSR) membuka wacana bakal melibatkan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Stadion Kanjuruhan sebagai panitia. Langkah tersebut ditujukan dalam rangka meredam gejolak usai pelaksanaan KSR yang berlangsung hari ini, Sabtu (18/10/2025) diprotes oleh ratusan PKL.
"Saya sudah mengobrol dan diskusi dengan beberapa pihak termasuk dari kepolisian Polres Malang. Akhirnya, dari pada bergejolak, nanti kami ajak untuk gabung jadi panitia dengan reward yang memang ditentukan panitia," ujar Penanggungjawab Pelaksana KSR Andika Fajar Kurniawan kepada JatimTIMES, saat dikonfirmasi Sabtu (18/10/2025) malam.
Baca Juga : Merawat Tradisi, Lajengan Lomok Kembali Warnai Langit Kendit Situbondo
Dari hasil pembahasan dengan sejumlah pihak tersebut, diakui Andika, nantinya beberapa pelaku PKL akan dilibatkan dalam kepanitiaan sebagai crew pengaman lintasan.
"PKL nantinya dilibatkan sebagai pengaman lintasan. Tapi sementara ini masih belum kami tawarkan, masih sebatas sharing dengan beberapa pihak yang hasilnya demikian," terang Andika.
Diberitakan sebelumnya, ratusan PKL di area Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang mengaku berpotensi dirugikan atas digelarnya ajang latihan balapan sepeda motor pada Sabtu (18/10/2025). Sejumlah pedagang menyebut, penyelenggaraan balapan bertajuk KSR tersebut berpotensi mengakibatkan omzet para pedagang anjlok.
Perlu diketahui, event KSR telah berlangsung sekitar setahun. Di mana, pada rapat pembahasan awal dulu, KSR disepakati digelar sebulan sekali. Yakni dengan penyelenggaraan pada hari Jumat.
Atas pertimbangan perubahan hari pelaksanaan dari Jumat menjadi Sabtu itu lah, yang kemudian membuat gejolak di kalangan PKL. Alasannya, omzet para PKL khusunya yang berjualan kaos dan jersei anjlok.
Hingga akhirnya, aspirasi agar jadwal penyelenggaraan KSR diubah tersebut turut disampaikan perwakilan PKL Stadion Kanjuruhan pada agenda mediasi yang berlangsung Kamis (16/10/2025).
Pada saat itu, Perwakilan Paguyuban PKL Stadion Kanjuruhan menggelar audiensi dengan sejumlah pikak. Yakni mulai dari perwakilan pihak penyelenggara, termasuk berkoordinasi dengan Polres Malang dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang.
"Terkait gejolak yang disuarakan PKL kemarin, sebetulnya
sebelum pelaksanaan hari ini (Sabtu, 18/10/2025), kami sudah melaksanakan rakor (rapat koordinasi)," terang Andika.
Rapat koordinasi yang dilangsungkan setiap sebelum diselenggarakan KSR tersebut juga turut melibatkan sejumlah pihak terkait. Di antaranya mulai dari beberapa instansi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang yang diwakili Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dispora Kabupaten Malang.
"Dispora selaku yang memiliki wilayah (Stadion Kanjuruhan) yang akan digunakan dalam KSR. Selain itu, dalam hal ini untuk birokrasi pelaksanaannya juga dikoordinasikan antara Polres Malang dengan Dispora," bebernya.
Pada rapat koordinasi tersebut, diakui Andika, juga telah disampaikan bahwasanya pada KSR episode ke-32 tersebut terpaksa tidak bisa dilaksanakan pada hari Jumat (17/10/2025). Sebaliknya harus diselenggarakan pada hari ini, Sabtu (18/10/2025).
"Sudah di koordinasikan, karena properti yang biasanya digunakan pada KSR terlebih dulu dipakai pada hari Jumat," terangnya.
Baca Juga : Oktober Break, Jeda Sejenak dari Riuh: Ketika Seniman di Galeri Raos Sampaikan Kritik Sosial Isu Kontemporer
Andika menyebut, properti yang biasanya digunakan pada KSR tersebut gratis karena merupakan sponsor. Sehingga, penggunaan dalam KSR harus menyesuaikan dengan pemilik usaha persewaan properti.
"Sedangkan Jumat kemarin, itu ada yang sewa. Sehingga kami memaklumi dan terpaksa diselenggarakan hari ini (Sabtu, 18/10/2025). Tapi di bulan berikutnya, jika area di Stadion Kanjuruhan yang digunakan sirkuit tidak dipakai, KSR akan kembali diadakan hari Jumat pada sebulan sekali," bebernya.
Andika mengaku, gejolak penolakan pelaksanaan KSR di hari Sabtu tersebut baru pertama kali terjadi. Sebab, sebelumnya juga pernah ada beberapa event serupa yang juga diadakan hari Sabtu namun tidak sampai bergejolak.
"Sudah sering diadakan event balapan pada hari Sabtu. Sekitar dua minggu lalu juga ada event drag race yang juga dilaksanakan Sabtu mulai 07.00 WIB sampai 00.00 WIB, tapi tidak ada gejolak sama sekali. Sedangkan kami diselenggarakan mulai pukul 19.00 WIB sampai 00.00 WIB," tuturnya.
Di sisi lain, dari hasil survei yang dilakukan internal KSR, penyelenggaraan event tersebut justru mendukung keberadaan UMKM. Terutama yang menjajakan makan dan minum.
"UMKM makan dan minum itu sangat diuntungkan, bahkan bisa naik 300 persen pendapatannya," tuturnya.
Sementara yang protes KSR tersebut, diakui Andika sebagaimana yang juga telah disampaikan pada berita sebelumnya, mayoritas ialah PKL yang berjualan kaos dan jersei. "Ibaratnya, jumlah PKL dan UMKM yang protes itu 100 dibanding 10. Jadi dari ratusan PKL itu mayoritas makan-minum, sedangkan 10 yang protes ini merupakan penjual PKL pakaian, jersei," bebernya.
Meski demikian, Andika mewakili pihak penyelenggara tetap akan mengapresiasi aspirasi yang disampaikan oleh para PKL. Termasuk membuka wacana bakal melibatkan PKL sebagai panitia.
"Tujuan KSR ini tidak hanya untuk menekan aksi balapan liar. Namun juga mendukung keberadaan UMKM dan PKL, jadi kami akan tetap menampung aspirasinya. Ke depannya, KSR akan kembali diselenggarakan hari Jumat," pungkas Andika.