Kemenag Kota Malang Sosialisasi Haji 2026: Minimalkan Risiko, Maksimalkan Kesiapan Jamaah

Editor

A Yahya

27 - Aug - 2025, 01:01

Kegiatan sosialisasi Haji 2026 yang dilaksanakan Kemenag Kota Malang (ist)

JATIMTIMES - Aula PLHUT Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, Selasa, (26/8/2025), dipenuhi raut serius dan penuh harap. Sebanyak 68 calon jamaah haji tahun keberangkatan 2026 berkumpul, bukan sekadar mendengarkan pengarahan formal, tetapi untuk mempersiapkan diri menghadapi perjalanan spiritual panjang menuju tanah suci.

Di balik kursi-kursi yang berjajar, tersimpan cerita panjang soal harapan, kekhawatiran, sekaligus pembelajaran dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak sedikit jamaah dari berbagai daerah di Indonesia yang gagal berangkat hanya karena tersandung hal-hal sepele, administrasi yang terlambat, kesehatan yang terabaikan, atau pelunasan biaya yang dilakukan mepet. Situasi inilah yang coba dicegah melalui kegiatan Sosialisasi dan Pengarahan Haji hasil kolaborasi Kemenag Kota Malang dengan salah satu perbankan.

Baca Juga : Andre Taulany Ajak Seluruh Pekerja Indonesia Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan

Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton, S.HI, M.Ag., membuka jalannya pengarahan dengan nada tegas sekaligus penuh keprihatinan. Ia mengingatkan bahwa setiap tahun Indonesia mendapat kuota lebih dari 221 ribu jamaah haji. Namun, kuota tersebut kerap tidak terisi penuh. "Banyak calon jamaah akhirnya gagal berangkat karena kendala kesehatan dan persoalan administrasi. Bahkan, ada yang baru terhambat di detik-detik terakhir menjelang keberangkatan," katanya.

Menurut Gus Shampton sapaan akrabnya, persoalan klasik lain yang sering muncul adalah pelunasan biaya yang dilakukan secara mendadak. Kondisi itu membuat jamaah panik, bahkan berisiko batal berangkat. Ia menekankan bahwa sosialisasi sejak dini adalah bentuk antisipasi agar hal serupa tidak lagi terjadi.

Ia menekankan, antisipasi sejak awal bukan pilihan, melainkan kebutuhan mutlak. Salah satu persoalan klasik adalah pelunasan biaya yang dilakukan mendadak. Kondisi itu kerap membuat calon jamaah panik, bahkan batal berangkat. “Dengan sosialisasi ini, kita ingin agar jamaah lebih terarah sejak dini, siap dengan administrasi, finansial, dan kesehatan. Intinya, jangan sampai ada lagi cerita gagal berangkat karena hal-hal yang bisa diantisipasi,” tegas Gus Shampton.

Nada serupa disampaikan Dr. Subhan, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Malang. Ia mengingatkan bahwa ibadah haji adalah perjalanan fisik dan spiritual yang menuntut kesiapan total.

“Keberangkatan haji itu bukan sekadar punya tabungan cukup. Ada verifikasi berlapis: kesehatan, administrasi, sampai regulasi teknis yang bisa berubah tiap tahun. Di titik ini, kesehatan sering jadi faktor penentu. Banyak jamaah batal berangkat hanya karena terlambat mengurus pemeriksaan medis,” jelasnya.

Dr. Subhan menekankan bahwa pemeriksaan kesehatan jangan dianggap syarat administratif semata. Hal ini menjadi salah satu bagian sakral  yang menentukan kelancaran ibadah di tanah suci. "Sejak sekarang biasakan pola hidup sehat, rutin periksa diri ke fasilitas kesehatan, jaga stamina, dan kendalikan penyakit bawaan seperti hipertensi atau diabetes,” pesannya.

Baca Juga : Video Kencan Song Da-eun dan Jimin BTS Heboh di Medsos, Benarkan Berkencan?

Kegiatan sosialisasi ini bukan hanya ruang untuk berbagi informasi teknis, tapi juga ajang penegasan bahwa ibadah haji menuntut kesungguhan sejak jauh hari. Dari materi administrasi yang dijelaskan pihak bank, hingga tata cara pendaftaran ulang, peserta disuguhi gambaran realistis tentang proses panjang yang akan mereka hadapi.

Perbankan yang menjadi mitra penyedia layanan haji, mendorong jamaah agar lebih disiplin menyiapkan pelunasan biaya. Disiplin finansial, jika dipadukan dengan kesiapan fisik dan administrasi, akan menjadi kunci keberhasilan.

Bagi calon jamaah, sosialisasi ini menjadi momen refleksi. Ibadah haji bukan sekadar perjalanan wisata rohani, melainkan perjalanan penuh pengorbanan yang menuntut persiapan matang.

Kemenag Kota Malang berharap, dengan bekal pemahaman yang lebih utuh, kuota jamaah haji asal Kota Malang dapat terisi maksimal pada 2026 mendatang. Tidak ada lagi kursi kosong karena kelalaian, tidak ada lagi air mata karena gagal berangkat di menit terakhir.