Profil Zhao Weiguo, Bos Chip China yang Dijatuhi Hukuman Mati karena Korupsi
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
17 - May - 2025, 05:51
JATIMTIMES - Nama Zhao Weiguo tengah menjadi sorotan publik. Mantan Chairman Tsinghua Unigroup, raksasa semikonduktor China, itu resmi dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan China. Zhao terbukti bersalah dalam kasus korupsi dan penggelapan dana perusahaan negara yang dipimpinnya.
Mengutip Reuters, Jumat (16/5/2025), vonis tersebut dijatuhkan oleh Pengadilan Provinsi Jilin. Namun, eksekusi mati terhadap Zhao ditangguhkan selama dua tahun. Artinya, bila selama masa tersebut Zhao tidak melakukan pelanggaran baru, hukumannya akan diubah menjadi penjara seumur hidup.
Baca Juga : Zhao Weiguo Terjerat Kasus Apa Hingga Akan Dihukum Mati?
Tak hanya itu, Zhao juga dijatuhi denda sebesar USD 12,67 juta atau sekitar Rp 200 miliar. Uang tersebut disebut sebagai keuntungan yang disebarkan Zhao kepada keluarga dan koleganya dengan menyalahgunakan jabatannya sebagai bos Tsinghua Unigroup.
Zhao Weiguo pernah menjadi salah satu figur dalam industri teknologi China. Tsinghua Unigroup yang dipimpinnya sejak 2009 digadang-gadang sebagai harapan China dalam mengejar ketertinggalan di sektor chip canggih. Perusahaan ini awalnya berada di bawah naungan kampus bergengsi, Universitas Tsinghua.
Di bawah kepemimpinan Zhao, Unigroup berambisi besar. Perusahaan menggelontorkan hampir USD 10 miliar untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan teknologi global, seperti Spreadtrum, RDA Microelectronics, dan H3C Group. Bahkan, pihaknya juga membeli saham perusahaan data raksasa dunia, Western Digital.
Namun di balik ekspansi gila-gilaan itu, Zhao dilaporkan mengelola perusahaan secara serampangan. Unigroup diketahui menggelontorkan dana besar ke bisnis yang jauh dari bidang inti mereka, mulai dari properti, gas alam, hingga judi online. Ujungnya tragis, perusahaan gagal membayar sejumlah obligasi pada akhir 2020 dan akhirnya kolaps.
Pada Maret 2023, Zhao secara resmi didakwa atas tuduhan korupsi oleh Komisi Pusat Inspeksi Disiplin China. Pria yang disebut-sebut memiliki kekayaan USD 2,4 miliar atau sekitar Rp 39 triliun itu dituding menyalahgunakan sumber daya publik demi kepentingan pribadi.
"Sebagai seorang manajer perusahaan milik negara, dia dibutakan oleh keserakahan, bertindak gegabah, mengkhianati tugas dan misinya, menyalahgunakan sumber daya publik untuk keuntungan pribadi, mengubah properti publik menjadi miliknya sendiri, dan menganggap perusahaan negara sebagai wilayah pribadi," demikian pernyataan Komisi.
Hingga Sabtu (17/5/2025), nama Zhao Weiguo masih menjadi trending topic dalam penelusuran Google. Banyak yang penasaran, siapa sebenarnya Zhao Weiguo?
Dilansir dari laman resmi Tsinghua Holdings, Zhao adalah sosok yang menonjol di kalangan wirausahawan teknologi Tiongkok. Ia merupakan alumni Jurusan Teknik Elektronik Universitas Tsinghua, tempat ia meraih gelar sarjana dan magister.
Baca Juga : Polres Malang Ungkap 31 Kasus dan Ringkus 36 Tersangka Penganiayaan dan Pemerasan
Karier Zhao bermula pada 1996 ketika bergabung dengan Tsinghua Unigroup sebagai wakil manajer umum departemen teknik otomasi. Setahun kemudian, ia memimpin Tongfang Electronic Science and Technology Co Ltd.
Pada 2004, Zhao mendirikan Jiankun Group, yang fokus pada investasi di sektor teknologi informasi, gas alam, dan properti. Melalui Jiankun Group, Zhao menguasai 49 persen saham Tsinghua Unigroup pada 2009 dan akhirnya menjabat sebagai presiden serta chairman perusahaan tersebut.
Selama masa jabatannya, Tsinghua Unigroup sempat berjaya di bawah strategi "dari chip ke cloud". Sayangnya, kesuksesan itu hanya sementara sebelum akhirnya tenggelam dalam krisis keuangan dan korupsi yang menyeret Zhao ke meja hijau.
Selain dikenal sebagai bos teknologi, Zhao juga sempat aktif dalam kegiatan sosial dan filantropi. Ia disebut telah menyumbangkan lebih dari USD 100 juta untuk bidang pendidikan di China.
Zhao Weiguo sempat masuk dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes. Pada 2022, ia berada di peringkat 1.096 dalam daftar miliarder dunia, dan pada 2020 menempati posisi ke-358 orang terkaya di Tiongkok.
Menurut Forbes, kekayaan bersih Zhao pada April 2022 tercatat mencapai USD 2,8 miliar atau sekitar Rp 45 triliun. Ia menetap di Beijing dan memiliki kewarganegaraan Tiongkok.