Cara STIE Malangkucecwara Antisipasi Eksploitasi Kerja Berkedok Magang Internasional

Editor

Dede Nana

15 - Jun - 2024, 11:16

Ketua STIE Malangkucecwara, Drs Bunyamin MM PhD (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Kasus eksploitasi kerja berkedok program magang internasional, seperti halnya kasus Ferienjob atau magang mahasiswa ke Jerman yang beberapa lalu viral terus diantisipasi kampus. Seperti halnya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara yang selalu melakukan pengawasan ketat dalam kegiatan magang internasional mahasiswa.

Ketua STIE Malangkucecwara, Drs Bunyamin MM PhD mengatakan, bahwa dalam menjalin kerjasama, terlebih untuk kegiatan magang mahasiswa internasional,pihaknya tidaklah sembarangan. Berbagai proses dilakukan untuk benar-benar memastikan bahwa kegiatan magang yang dilakukan bukanlah termasuk human trafficking.

Baca Juga : Ratusan Pebalap Sepeda Ikuti Tour De Rengganis Situbondo, Dua Diantaranya Pembalap Australia

Artinya, prosesnya melalui penjajakan yang cukup lama hingga dapat dipastikan bahwa mitra untuk tempat magang diluar negeri benar-benar mitra yang kredibel dan memiliki rekam jejak yang baik.

"Ya itu, prosesnya lama, nggak sembarangan menjalin kerjasama," tegasnya. 

Bahkan, jika dalam perjalanan mitra yang dimaksud meragukan, maka pihak STIE Malangkucecwara pun akan langsung turun lapangan untuk memastikan. "Tidak segan kalau kami ragu, kami kesana. Kami pastikan," ujarnya.

Seperti halnya dalam kegiatan magang internasional mahasiswa STIE Malangkucecwara di Jepang. Pihak STIE Malangkucecwara telah menjalin kerjasama dengan mitra kredibel. 

Selain itu, manakala terdapat mitra baru yang ingin menjalin kerjasama di Jepang, berkaitan tentang magang internasional ataupun pertukaran mahasiswa, pihaknya juga memiliki staf yang telah terpercaya dan telah lama bekerjasama untuk memastikan kredibilitas mitra.

"Kami pastikan dengan partner kami yang ada di Jepang, siapa yang bersangkutan ini, bagaimana rekam jejaknya. Maka so far kita mendapatkan placement yang sesuai," katanya.

Baca Juga : Bersiap Menuju ASEAN University Games, Vince Anggy Fadila Bawa Harapan Indonesia dari Unisba Blitar

Lebih dari itu, para mahasiswa juga dibekali dengan pengetahuan yang selain meningkatkan kompetensi mahasiswa, juga akan memberikan wawasan lebih untuk para mahasiswa dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti misalnya mis administrasi atau pemahaman yang salah akan komunikasi saat berada di luar negeri.

"Ada persyaratan, penguasaan bahasa, misalnya seperti TOEFL, kalau bahasa Jepang skor Japanese-Language Proficiency Test (JLPT) harus dengan skor tertentu. Kita seleksi juga akademiknya," paparnya.

Seperti diketahui sebelumnya, beberapa kampus di Indonesia mengirimkan mahasiswa ke Jerman atau ferienjob dalam kaitan magang. Namun, berjalannya waktu, terdapat empat mahasiswa Indonesia yang sedang mengikuti ferienjob Kemi mengadu kepada KBRI Berlin. Setelah ditelusuri KBRI, ada beberapa kampus yang mengirimkan mahasiswa dan kemudian menjadi korban ekploitasi kerja.