Lebih Parah dari Meta, Adobe Klaim Miliki Hak Akses Konten Penggunanya
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
11 - Jun - 2024, 02:32
JATIMTIMES - Adobe, penyedia layanan perangkat lunak grafis terkenal seperti Photoshop, baru-baru ini mengumumkan perubahan syarat dan ketentuan yang memicu kemarahan banyak pengguna profesional.
Dalam penjelasan akun TikTok @stellawidj, kebijakan baru Adobe ini lebih parah dibandingkan Meta. Pasalnya, Adobe mengklaim memiliki hak akses atas konten yang dibuat oleh pengguna softwarenya.
Baca Juga : Viral Remaja Makan di Resto sambil 'Ngejokes' Tulang dan Darah Anak Palestina
"Beberapa hari lalu, Adobe baru aja update syarat dan ketentuan mereka. Di mana syarat dan ketentuan Adobe tidak bisa dilewati atau diskip dan harus disetujui dan dilanjutkan. Kalau tidak, pengguna tidak akan bisa memakai software Adobe lagi," katanya.
Lebih lanjut, Stella menjelaskan bahwa pihak Adobe mengklaim memiliki hak untuk mengakses, menggunakan, dan bahkan memberikan sub-lisensi konten yang dibuat oleh pengguna.
Dalam ketentuan penggunaan Adobe yang terbaru, pihaknya menyatakan memiliki lisensi non-eksklusif, di seluruh dunia, bebas royalti, yang dapat disublisensikan, untuk menggunakan, mereproduksi, menampilkan secara publik, mendistribusikan, memodifikasi, membuat karya turunan berdasarkan, menampilkan secara publik, dan menerjemahkan konten pengguna.
Syarat ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Adobe bisa melakukan apapun terhadap konten pengguna, baik secara manual maupun otomatis. Adobe berargumen bahwa ketentuan ini diperlukan untuk "mengoperasikan atau meningkatkan Layanan dan Perangkat Lunak" mereka. Misalnya, untuk memungkinkan pengguna berbagi foto atau memberikan sub-lisensi kepada penyedia layanannya.
"Walaupun katanya sih cuma untuk improve servis dan software Adobe. Tapi bisa aja konten pengguna dipakai untuk melatih AI Adobe," jelas Stella.
Karena mendapatkan banyak kecaman, Adobe mengeluarkan klarifikasi. Menurut Stella, Adobe menyatakan bahwa komitmen terhadap pelanggan tidak berubah dan memastikan tidak akan memakai karya atau konten pengguna untuk melatih AI Adobe.
"Adobe mengklaim hanya menggunakan data set dari konten yang berlisensi untuk melatih AI, seperti konten dari Adobe Stock dan konten domain publik yang hak cipta telah kedaluwarsa," ujarnya.
Baca Juga : Pesanan Buket Bunga Semakin Unik, Mulai Pecel hingga Durian
Namun, klarifikasi ini masih dianggap rancu oleh banyak pengguna. Meskipun Adobe mengklaim bekerja keras untuk memperbaiki hal ini, kekhawatiran mengenai hak akses konten pengguna tetap ada.
Perubahan Adobe ini menimbulkan protes dari banyak pengguna yang merasa bahwa Adobe tidak memikirkan kepentingan mereka lagi. Terutama sejak Adobe menerapkan sistem berlangganan (subscription). Adobe sempat dituduh menciptakan monopoli di industri kreatif software yang membuat regulator khawatir.
"Sebenarnya sudah beberapa tahun belakangan ini problem. Mungkin sudah saatnya ya kita coba explore software yang lain, coba komen rekomendasi software yang kalian pakai biar bisa membantu yang lain?," pungkas Stella.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Meta bakal menggunakan data unggahan dan foto pengguna Instagram dan Facebook untuk melatih Meta AI. Terutama unggahan yang bersifat publik, sementara privasi seperti data pribadi diklaim tetap aman.
