Tradisi Patrol Ramadan di Malang: Bangunin Sahur dengan Dangdut

19 - Mar - 2024, 04:55

Suasana Patrol Ramadan di Kebalen, Kota Lama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. (Foto: TikTok @iinkhr)

JATIMTIMES - Di tengah berbagai tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia selama bulan Ramadan, Kota Malang juga memiliki ciri khasnya sendiri. Salah satunya adalah tradisi Patrol Ramadan yang menjadi momen istimewa bagi warga Malang untuk membangunkan sahur dengan nuansa yang ceria dan penuh semangat, tidak lain dan tidak bukan dengan alunan musik dangdut.

Setiap malam menjelang sahur, sekelompok pemuda membentuk rombongan yang disebut "Patrol Ramadan". Mereka berkeliling kampung-kampung sambil membawa alat musik, seperti gitar, ketipung hingga marakas (ecek-ecek). Namun yang menjadi daya tarik utama adalah kehadiran lagu-lagu dangdut yang meriah dan menggugah semangat.

Baca Juga : 155 Tahun Jembatan Lama Kediri Suguhkan 155 Keris dan Foto

Seperti beberapa video yang beredar di media sosial merekam momen istimewa Patrol Ramadan di kawasan sekitaran Kebalen, Kota Lama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Terlihat puluhan pemuda yang bergerombol berjalan di gang-gang rumah warga untuk membangunkan sahur. 

Dalam video unggahan akun TikTok @iinkhr terlihat para pemuda Patrol Ramadan tersebut menyanyikan lagu "Duda" by Mas'ud Sidik hingga lagu "Hilang Tak Berkesan" by M. Mashabi. Bukan hanya menyanyi bersama, mereka juga tampak kompak bertepuk tangan hingga joged bersama menikmati alunan musik. 

Selain memainkan lagu-lagu dangdut, Patrol Ramadan di Malang juga seringkali mengubah lirik lagu-lagu tersebut menjadi sindiran-sindiran positif yang mengajak masyarakat untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh keceriaan dan semangat. 

Tradisi ini bukan hanya sekadar menghibur, tetapi juga memiliki nilai-nilai sosial dan keagamaan yang mendalam. Melalui Patrol Ramadan, masyarakat Malang diajak untuk bersama-sama merayakan kebersamaan dalam menjalani ibadah puasa. Musik dangdut yang penuh semangat menjadi alat untuk menyatukan hati dan membangkitkan keceriaan di tengah malam yang sunyi.

Baca Juga : Carut Marut Pemilu di Jember Direspon Bawaslu RI, Bawaslu Jember 'Tetap' Bungkam dan Mbalelo

Selain itu, Patrol Ramadan juga menjadi wujud kepedulian dan kebersamaan antarwarga. Para pemuda yang terlibat dalam tradisi ini dengan sukarela berbagi waktu dan tenaga demi memastikan bahwa sahur masyarakat terjaga dengan baik. Mereka berkeliling kampung demi kampung tanpa pamrih, semata-mata untuk berbagi kebahagiaan dan semangat Ramadan.

Tradisi Patrol Ramadan dengan nuansa lagu dangdut di Malang menjadi bukti bahwa kebersamaan, keceriaan, dan semangat dalam menjalani ibadah puasa tidak harus kaku dan serius. Dengan cara yang unik dan kreatif, masyarakat Malang menunjukkan bahwa ibadah Ramadan dapat dijalani dengan penuh keceriaan dan semangat, sekaligus mempererat tali persaudaraan di antara sesama umat Islam.