MALANGTIMES – Meski dengan persiapan singkat tiga hari, tari kolaborasi Malang – Solo – Korea sukses dipentaskan dalam pagelaran Festival Kampung Celaket ke-III atau International Celaket Cross Cultural Festival (ICCCF), malam ini.
Baca Juga : Curhat Pelaku Pariwisata ke Menteri Pariwisata Wishnutama, Seperti Apa ?
Membawakan kisah Panji Sekartaji, tari ini dibagi enam sesi. 13 penari kolaborasi begitu padu, meski masing-masing memiliki basic berbeda. Di sebelah panggung, tertata alat musik gamelan berjajar dengan alat musik dari Korea, dimainkan bebarengan.
Korea sendiri mengusung Hahoe Dance. Tari topeng tersebut juga memiliki kisah serupa dengan Panji Sekartaji.
Diceritakan, dua orang Dewi yang memainkan tari selamat datang, kemudian datanglah dua penari Korea untuk memberikan hadiah. Melihat hal itu, Kelono mencoba mengganggu, tak ayal perkelahian dimulai.
Sang Dewi Sekartaji menghindar, lalu datanglah Sang Panji yang membantu mengalahkan Kelono.
Dalam sesi berikutnya, giliran cerita Korea yang diusung, musik Korea juga lebih dominan.
Baca Juga : Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Batu Diperpanjang sampai 21 April
Tak jarang penari turun ke panggung, mengajak penonton menari bersama, sebelum akhirnya, semua penari kembali berkumpul di panggung dan mengenalkan diri dengan membuka topeng.
Ratusan penonton bertepuk tangan, mereka terhibur, decak kagum ikut meriahkan penutupan tari kolaborasi tersebut. Sesuai kata Human Cultural Asset Korea, Lim Hyung Kyoo membuktikan pertunjukan menarik dan bagus.