MALANGTIMES - Pesta demokrasi masih terasa menggema hingga hari ini. Karena beberapa daerah di Indonesia tengah melakukan pemilihan calon pimpinan dalam tingkat kota dan provinsi.
Baca Juga : Ini Jawaban Ustaz Yusuf Mansur saat Ditanya Apakah Dukung Anies Baswedan Maju Pilpres 2024
Meski belum tahap final, hasil dari pemilhan itu mulai menyibak di permukaan. Berbeda dengan pemilihan tahun-tahun sebelumnya, kali ini pemenang kebanyakan bukan berasal dari kalangan partai politik besar. Melainkan beberapa tokoh muda yang justru memuncaki angka kemenangan.
Direktur Lembaga Riset Politik Adiwangsa Mahatva Yoga menyampaikan, masyarakat saat ini memiliki kriteria khusus saat akan memilih calon pemimpin. Terutama untuk generasi 4.0 atau anak muda zaman now yang lebih melek pada politik, hukum, dan media.
"Beda dengan tahun-tahun sebelumnya, masyarakat saat ini cenderung memilih figur, bukan lagi bertumpu pada partai politik," katanya saat menjadi pembicara dalam Diskusi Peta Politik Pasca Pilkada yang diselenggarakan Komunitas @TentangGolkar di Ria Djenaka, Kamis (28/6/2018).
Menurutnya, orang Indonesia memiliki kecenderungan memilih figur atau tokoh yang mereka kenal. Kedua, calon yang dipilih masyarakat adalah pemimpin dengan kemampuan dan intelektual yang mumpuni. Ketiga, tokoh yang dipilih adalah yang kuat secara finansial.
"Ketika kuat secara finansial, maka calon dipandang akan maju sebagai pemimpin untuk kesejahteraan rakyat dan tak ada kaitannya dengan praktik kotor (KKN; red)," imbuh Yoga.
Sementara itu, Bendahara DPD Partai Golkar Kota Malang sekaligus Ketua AMPI Kota Malang Djoko Prihatin menambahkan, Pilkada tahun ini menjadi tolok ukur pesta demokrasi di tahun 2019.
Di mana masyarakat akan dihadapkan dengan pemilihan legislatif ditingkat daerah dan pusat, termasuk juga pemilihan Presiden Indonesia.
Baca Juga : Dewan Dorong Pemkot Malang Salurkan Bantuan Sembako bagi Warga Terdampak Covid-19
Sebagai salah satu kader muda Golkar, pria yang akrab disapa Jo ini pun menilai jika partai berlambang pohon beringin ini selalu memberi kesempatan pada generasi muda.
Hal itu seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin ceedas dalam memilih calon pemimpin selama lima tahun.
"Dan pasangan dalam Pilgub Jatim yang diusung Golkar yaitu Khofifah dan Emil Dardak mencerminkan generasi milineal," ujarnya.
Lebih jauh dia menyampaikan jika faktor lain sebagai penentu kemenangan Pilkada adalah peran serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di mana masyarakat dapat memberi penilaian dan memperoleh pilihan baru sebagai pemimpin mereka.
"Dan Golkar memang terbuka dengan semangat anak muda. Itu juga yang melatarbelakangi saya tertarik menjadi bagian dari Golkar. Meski sempat goyah karena tanpa ada sosok pemimpin atau ketua umum, tapi kami mampu menunjukkan eksistensi," pungkasnya.