MALANGTIMES - Kota Malang dalam perkembangannya tak hanya dikenal sebagai kota pendidikan, melainkan juga sebagai kota militer. Sampai sekarang, benteng kemiliteran serta pendidikan militer masih berdiri kokoh di hampir setiap titik kota.
Baca Juga : Draft Sudah Final, Besok Pemkot Malang Ajukan PSBB
Tak heran, karena berdasarkan dokumen sejarah ternyata Malang merupakan daerah dibentuknya sekolah darurat di awal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Sekolah tersebut dibangun di Malang sebelum pertempuran 10 November 1945," kata Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), Ronal Ridha'i pada MalangTIMES belum lama ini.
Sekolah TKR yang memiliki nama Sekolah Tentara Divisi VII Suropati tersebut awalnya menggunakan gedung Meisjes HBS (Hoogere Burger School) yang berada di kawasan Tugu. Beberapa bulan kemudian sekolah pindah ke gedung Europeesche Lagere School (Sekarang Cor Jesu).
Namun setelah sekolah tersebut benar-benar tidak mampu menampung peminat, akhirnya dipindahkan ke bekas asrama marine Belanda di Jalan Andalas, komplek Angkatan Laut sampai tahun 1947.
Sejarah panjang pembentukan sekolah cikal bakal TNI itu bahkan masih dikenang masyarakat Kota Malang sampai sekarang. Salah satunya melalui Monumen Melati atau Monumen Kadet Suropati yang terletak di kawasan Idjen Boulevard.
Baca Juga : Hari ke 2 Proses Pencarian Pendaki Hilang karena Kesurupan, Puluhan Personel Dikerahkan
Monumen setinggi tujuh meter itu pada puncaknya berbentuk melati. Karena sekolah Tentara Divisi VII Suropati itu juga sangat dikenal dengan lambang melatinya.
Pembangunan Monumen tersebut menurut Ronal merupakan sebagai bentuk penghargaan terhadap sekolah darurat di awal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang merupakan cikal bakal TNI di berbagai daerah Indonesia.
Selain itu juga menjadi wujud penghormatan untuk mengenang seluruh pendiri, tenaga pendidik dan senior-senior di TNI. Monumen tersebut dibangun pada tahun 1980 an dan diresmikan pada 17 Desember 1982 oleh KASAD Jend. TNI Poniman.
"Malang memang sejak masa perebutan kemerdekaan menjadi salah satu pusat militer di wilayah Jawa," papar dosen muda itu. (*)