MALANGTIMES - Ratusan sopir bus di Terminal Arjosari, Kota Malang menjalani pemeriksaan kesehatan selama dua hari terakhir. Sejak kemarin (7/6/2018) hingga hari ini (8/6/2018) para pengemudi bus tersebut dicek secara lengkap oleh petugas gabungan untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi sehat pada masa angkutan mudik dan balik Lebaran 1439 H. Hasilnya, puluhan sopir terdeteksi kelelahan dan menderita tekanan darah tinggi.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tes urine untuk mengetahui kemungkinan penggunaan narkoba. Juga pemeriksaan tekanan darah, kadar gula dan kadar alkohol dalam darah. Selain itu, sopir-sopir juga diperiksa fisik misalnya soal respons kaki dan ketajaman mata.
Koordinator Terminal Arjosari, Hadi Supeno mengungkapkan bahwa pemeriksaan tersebut rutin digelar setiap tahun pada H-7 lebaran. "Di terminal ini ada sekitar 390 sopir yang terdaftar. Sebagian besar merupakan sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP) maupun antar kota dalam provinsi (AKDP). Juga ada sebagian sopir taksi dan mikrolet," ujar Hadi.
Mantan personel Satpol PP Kota Malang itu mengungkapkan bahwa pemeriksaan tersebut melibatkan petugas gabungan. Di antaranya dari dokter kesehatan Polres Malang Kota, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang, dinas kesehatan, RS Persada dan lain-lain. "Tidak hanya sopir yang diperiksa, kondisi bus juga kami cek. Bus yang dalam kondisi baik kami beri stiker laik jalan," terangnya.
Hadi menegaskan, pihaknya terus bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan keselamatan penumpang terjamin. Sebab, faktor manusia yang dalam hal ini sopir bus juga sangat berpengaruh. Jika sopir dalam kondisi sakit, maka potensi kecelakaan semakin besar. Termasuk saat sopir kelelahan. "Hasilnya negatif narkoba. Hanya ada puluhan orang yang kelelahan dan darah tinggi, tapi masih dalam batas toleransi," terangnya.
Usai diperiksa, para sopir tersebut mendapatkan hasil dan rekomendasi dari petugas kesehatan. Rekomendasi terkait kelayakan para pengemudi itu lantas bisa diserahkan ke pengelola armada masing-masing sebagai pertimbangan pemberian jadwal operasional bagi yang bersangkutan. "Dari dokternya mereka diminta untuk beristirahat cukup. Agar nanti tetap prima saat berkendara, termasuk para sopir bus malam," pungkasnya.