MALANGTIMES - Isu perpecahan koalisi Menawan (Menangkan Yaqud Ananda Gudban dan Ahmad Wanedi) semakin santer diperbincangkan.
Pertama kali, isu mencuat saat calon Wali Kota Malang nomor urut satu, Yaqud Ananda Gudban ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus APBDP 2015.
Baca Juga : Lahir Putusan Sementara, Siadi-Tyas Sujud Jago Golkar di Pilkada Malang 2020
Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut dua Ahmad Wanedi pun tak mau ambil pusing dengan berita yang meluas.
Menurutnya, tim Menawan tak perlu menepis isu yang berkembang karena ia menilai tidak ada keretakan dari dalam tubuh koalisi.
"Terkait KPK kami rasa itu hanya sandungan dan wajar saja kalau sedikit terguncang. Tapi sekarang kami menjadi lebih solid lagi," katanya pada wartawan baru-baru ini.
Mendekati Pilkada, ia dan tim pun memilih memantapkan langkah dengan banyak bersosilisasi kepada masyarakat.
Di antaranya Safari Ramadan dan berbuka bersama dengan seluruh partai koalisi.
Hal senada juga disampaikan anggota DPRD Kota Malang Fraksi Hanura Afdhal Fauzan yang ditemui di sela-sela bagi takjil DPC Hanura di kawasan Jl. Idjen Boulevard.
Afdhal menyampaikan jika sampai detik ini koalisi Menawan tetap konsisten untuk memenangkan Nanda-Wanedi."Isu itu hanya kerikil jelang Pilkada," jawabnya.
Baca Juga : Akun KPK Klarifikasi Kabar Hoaks Terkait Rapid Test DPR RI
Dia pun mengklaim jika saat ini sudah mendapat signal dari pasangan lain untuk saling merapat.
Namun ia enggan menyebut siapa pasangan ataupun partai politik yang akan merapat kepada tim Menawan.
"Ya nanti lah ya kita lihat," jelasnya sembari tersenyum.
Sebelumnya, juru bicara tim Menawan Ditto Arief menyampaikan, seluruh partai besar yang tergabung dalam koalisi Menawan, yaitu PDIP, Hanura, PAN, PPP, dan Nasdem, terus konsisten untuk memenangkan Nanda-Wanedi.
"Kami tetap konsisten untuk kemenangan Nanda-Wanedi sampai akhir," ujarnya.