MALANGTIMES - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris Hari Sudarwanto alias Hari Singosari. Dalam operasi yang berlangsung selama empat jam tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari lima rumah milik terduga. Hari sendiri disebut-sebut menjadi pemasok bahan kimia bom pipa Sidoarjo.
Penggeledahan tersebut berlangsung Kamis (17/5/2018) mulai sekitar pukul 16.00 hingga 20.00 di kawasan Perum Bukit Singosari Raya Blok G Nomor 1, RT 01/RW 10 Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Sekitar 20 personel kepolisian turun lapangan mengecek rumah utama Hari yang tampak lengang.
Baca Juga : Trending Twitter! Buku Karya Tere Liye Jadi Barang Bukti Aksi Vandalisme Anarko
Di rumah itu, lampu teras menyala dan sebuah mobil combi bernopol N 726 BB terparkir. Selain itu, ada tiga rumah lain atas kepemilikan Hari di lingkungan tersebut yang juga turut diperiksa.
Hasilnya, polisi mengamankan sejumlah barang yang diduga terkait dengan sepak terjang Hari. Di antaranya satu unit CPU, dua buah buku harian, dua buah boks handphone, akta kelahiran, ijazah, serta beberapa bukti identitas terduga. Meski demikian, belum diketahui soal isi buku harian maupun file-file yang tersimpan apakah terdapat catatan soal suplai bahan kimia yang disangkakan pada Hari.
Hari sendiri mejadi satu dari dua terduga teroris yang ditembak mati di kompleks perumahan AURI, Jalan Avia, Kota Sidoarjo, Rabu (16/05/2018) malam. Berdasarkan informasi yang dihimpun MalangTIMES, Hari ditembak bersama terduga teroris lain bernama Wawan. Hari disebut-sebut melakukan perlawanan sehingga terpaksa ditembak mati oleh anggota Densus 88. Hari merupakan adik ipar sekaligus jaringan Budi Satrijo, terduga peracik bom yang juga ditembak oleh Densus 88 Antiteror di Perumahan Puri Maharani, Desa Masangan Wetan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo pada Senin (14/5/2018) lalu.
Menurut warga sekitar, keluarga istri Hari dari Sidoarjo memang kerap datang ke perumahan tersebut. "Yang dari Sidoarjo itu istrinya. Satria (Satrijo) itu adik istrinya. Tapi apa pernah datang ke sini (Singosari) saya belum pernah tahu langsung. Cuma memang saudaranya kadang datang ke sini," ujar Slamet Mulyono, salah satu tetangga Hari. .
Baca Juga : Bukunya Viral Jadi Barang Bukti Kasus Anarko, Tere Liye Beri Respon Begini
Di mata penduduk setempat, Hari cukup dikenal. Pernah menjadi ketua RT selama dua periode, Hari juga aktif sebagai pengurus masjid dan pengelola perumahan.
Warga lain, Sri menjelaskan bahwa Hari memang memiliki beberapa unit hunian di perumahan itu. "Setahu saya dia beli satu di blok B, sebelahan dengan rumah saya. Tapi ada juga yang katanya dibeli adiknya," ujarnya. Dia juga mengungkapkan bahwa Hari sekeluarga dikenal ramah. "Yang hebat itu mendidik anaknya hingga sejak kecil tidak pernah absen pergi salat di masjid," tuturnya.
Sri menceritakan, sehari-hari pria tersebut bekerja sebagai penjual buku keliling setelah berhenti dari pekerjaannya di salah satu percetakan. Dalam dua tahun terakhir, Hari memang lebih tegas dan tidak banyak bercerita kepada tetangga. "Ya tetap baik, tetap ikut acara-acara kampung. Pak Hari itu katanya setiap minggu ikut pengajian," pungkasnya. (*)