Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Diguyur Hujan, Kirab Ogoh-Ogoh Desa Tulungrejo Tetap Semarak

Penulis : Irsya Richa - Editor : Lazuardi Firdaus

16 - Mar - 2018, 16:37

Dengan penuh semangat anak-anak membopong ogoh-ogoh di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumijai, Jumat (16/3/2018). (Foto: Irsya Richa/BatuTIMES)
Dengan penuh semangat anak-anak membopong ogoh-ogoh di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumijai, Jumat (16/3/2018). (Foto: Irsya Richa/BatuTIMES)

Di tengah guyuran hujan ratusan pembawa ogoh-ogoh dengan gigihnya mengkirab belasan ogoh-ogoh di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Dengan ekspresi senang, mereka menutup kegiatan Upacara Tawur Agung Kesanga, Jumat (16/3/2018).

Baca Juga : Curhat Pelaku Pariwisata ke Menteri Pariwisata Wishnutama, Seperti Apa ?

Upacara Tawur Agung Kesanga adalah Upacara Butha Yadnya Hindu dilakukan untuk kesejahteraan alam. Umat Hindu melalukan ritual tersebut sebelum memperingati Hari Nyepi atau Tahun Baru Caka 9140 pada Sabtu (17/3/2018) esok. 

Ya belasan ogoh-ogoh beragam jenis dan warna mewarnai kirab ogoh-ogoh disepanjang Dusun Junggu. Belasan patung raksasa yang memiliki wajah seram ini diletakkan di atas tandu dari bambu disertai dengan lantunan suara gamelan khas Bali yang bertempo cepat berpadu dengan suara sahut-sahutan pemusik.

Aroma dupa pun tak ketinggalan tercium kuat mengiringi perjalanan para umat menggotong patung batara kala ini. Kurang lebih jarak yang ditempuh untuk kirab sejauh dua kilometer.

Tidak hanya orang dewasa saja yang semangat, tapi anak-anak usia 3 tahun pun ikut membopong ogoh-ogoh berukuran mini. Semangat mereka terlihat selain mengikuti kirab juga saat memutar-mutar ogoh-ogoh di tengah hujan saat berada di lapangan.

Ogoh-ogoh usai dikirab kemudian dibakar  oleh Umat Hindhu di lapangan Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Batu. (Foto: Irsya Richa/BatuTIMES)

Usai melakukan kirab, saat berada di Lapangan Junggo sedikitnya ada dua ogoh-ogoh, para umat Hindhu itu membakar figur raksasa ini. 

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Batu I Gede Pariyanto mengatakan, pemaknaan ogoh-ogoh yang dibakar sebagai perwujudan sifat buruk dan kejahatan bagi umat manusia yang pernah berbuat jahat. Ketika ogoh-ogoh tersebut dibakar, maka harus membakar niat buruk dan menghapus perbuatan jahat.

Baca Juga : Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Batu Diperpanjang sampai 21 April

“Ya, agar kedepannya tidak mengulangi hal itu (kejahatan) lagi dan menjadi pribadi yang lebih baik,” ungkap Pariyanto.

Ia menambahkan ogoh-ogoh merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia. Dikirabnya ogoh-ogoh keliling desa bertujuan agar kekuatan negatif yang ada di sekitar desa ikut bersama ogoh-ogoh. 

Ia pun berharap dengan perayaan Nyepi tahun ini  bagaimana umat Hindhu memaknai kegiatan suci agar di kehidupan selanjutnya lebih baik lagi. “Tingkat spiritual perlu ditingkatkan lagi. Dan kehidupan selanjutnya lebih baik,” harapnya.


Topik

Wisata berita-batu hari-raya-nyepi parisada-hindu-dharma-indonesia upacara-tawur-agung-kasenga kirab-ogoh-ogoh


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

Lazuardi Firdaus