Kesenian Jaran Trinil, Barong Sembur dari Sanggar Turonggo Madyo hingga aksi musik karawitan dan band meramaikan Festival Coban Rais, Minggu (11/2/2018). Ratusan wisatawan terpikat dengan aksi pertunjukkan kesenian khas dari Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu dalam Festival Coban Rais yang digelar Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu
Baca Juga : Didi Kempot Gelar Konser Amal dari Rumah, Hanya 3 Jam Donasi Capai Rp 5,3 Milliar
Pertunjukkan yang berlangsung di halaman area Parkir Coban Rais itu diawali dengan permainan musik karawitan dari Sanggar Bina Mustika yang menyuguhkan kesenian karawitan. Pertunjukan itu diiringi dengan penyanyi. Pentas itu dilanjutkan dengan pertunjukkan jaran trinil yang disuguhkan anak-anak remaja dan dewasa sebanyak 8 orang.
Pertunjukkan barong sembur dalam Festival Coban Rais, di Halaman Parkir Coban Rais, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Bumiaji, Minggu (11/2/2018). (Foto: Irsya Richa/BatuTIMES)
Mereka menari sambil membawa kuda lumping. Tarian ini memang sengaja disuguhkan oleh para wanita. Supaya kesenian ini lebih digemari, sekaligus menghilangkan gambaran tari kuda lumping identik dengan kesurupan. Pertunjukkan ini berlangsung selama delapan menit.
“Jaran itu kan kuda, trinil yakni lincah, cantik, dan endel. Nah dalam pertunjukkan ini memang sengaja menampilkan kesenian murninya, supaya wisatawan tidak memandang bahwa jaranan terkesan dengan kesurupan. Apalagi dengan ditarikan perempuan,” ungkap Agus Mardianto, pencipta tari Jaran Trinil.
Usai tarian jaran trinil giliran Barongan Sembur menampilkan aksinya dengan fire dance. Pertunjukakn yang dimainkan 6 pria ini mengenakan kostum barongan.
Pertunjukan Barongan Sembur ini mengundang decak kagunm pengunjung. Maklum, dalam aksinya, mereka juga menyemburkan api dari mulut barongan.
“Ini mejadi ciri khas barong naga di Batu. Keunikan karakter tersendiri, full sembur. Ya untuk menarik perhatian dan minat masyarakat lebih cinta budaya. Kalau orang cinta pasti belajar,” imbuhnya kepada BatuTIMES.
Pertunjukkan jaran trinil dalam Festival Coban Rais, di Halaman Parkir Coban Rais, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Bumiaji, Minggu (11/2/2018). (Foto: Irsya Richa/BatuTIMES)
Pertunjukkan Festival Coban Rais itu yang berbeda ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Terlihat banyak wisatawan sebelum mulai berwisata mereka mampir untuk menonton. Karena hal tersebut dirasa menarik dan berbeda.
Baca Juga : SBY Persembahkan 'Cahaya Dalam Kegelapan', Lagu Bagi Para Pejuang Covid-19
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disparta Kota Batu Imam Suryono menjelaskan kegiatan ini merupakan pemberdayaan masyarakat di sekitar destinasi khususnya di Coban Rais, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu. Untuk memberikan kesempatan pelaku dan kelompok seni supaya tidak mati suri.
“Ya untuk melestarikan seni tradisional nusantara. Momen ini sekaligus untuk memberi kesempatan kepada kelompok seni saat ini ada 33 kelompok. Mereka diberikan kesempatan untuk tampil supaya tidak mati,” ujar Imam saat ditemui disela-sela acara.
Even itu sekaligus menjadi upaya pelestarian seni nusantara, supaya tidak hilang, selain untuk menarik wisatawan.
“Ingin menarik wisatawan yang ke sini karena di sini wisatanya masih baru dan menjadi daya tarik. Sehingga datang gak hanya selfie-selfie saja. Tapi kami berikan kesempatan untuk ikut melestarikan kebudayaan Indonesia,” ucapnya.
Selain itu nantinya festival ini akan menjadi kalender tahunan. Rencananya tidak hanya digelar di Coban Rais, tapi juag di beberapa desa lainnya dengan memadukan kesenian dan upacara adat atau selamatan desa.
“Nantinya festival kesenian digabungkan dengan upacara adat seperti selamatan desa digabungan agar layak jual. Sesua dengan visi yang diangkat Desa Berdaya Kota Berjaya,” tutup pria yang juga menjabat staf ahli ini.