Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa Hari Toilet Sedunia, Saat Kebutuhan Jamban Masih Dipandang Sebelah Mata (4)

Akses Jamban Sehat Malang Raya Lebih dari 80 Persen, tapi 151 Ribu KK Masih BAB Sembarangan

Penulis : Nurlayla Ratri - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

20 - Nov - 2017, 11:59

Kepala Satker PS-PLP Jawa Timur Kementerian PUPR Dahlia Erawati saat menguraikan kondisi sanitasi kepada awak media di Hotel Aston, Bojonegoro. (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)
Kepala Satker PS-PLP Jawa Timur Kementerian PUPR Dahlia Erawati saat menguraikan kondisi sanitasi kepada awak media di Hotel Aston, Bojonegoro. (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)

MALANGTIMES - Peringatan World Toilet Day atau Hari Jamban Sedunia memang telah berlalu. Tetapi menarik jika melihat kondisi akses sanitasi di Malang Raya. Tiga wilayah pemerintahan, yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, belum sepenuhnya memiliki jamban sehat.

Artinya, Malang Raya belum mencapai status open defecation free (ODF). Sebab, setidaknya masih ada sekitar 151 ribu keluarga (KK) yang setiap hari melakoni buang air besar sembarangan (BABs).  

Baca Juga : Deretan Fakta Bentrok TNI Vs Polri di Papua yang Tewaskan 3 Anggota Polisi

Berdasarkan data yang dihimpun MalangTIMES, di Kota Malang ada sekitar 57 ribu KK masih BABs. Dalam Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Malang 2016, masih terdapat masyarakat yang melakukan kegiatan BABs. Temuan Pemkot Malang, buang hajat tidak di toilet banyak dilakukan terutama di wilayah pinggiran kota seperti di wilayah Kecamatan Kedungkandang, Sukun, dan Lowokwaru.

Seperti diketahui juga, Kota Malang dilintasi lima sungai besar. Mulai dari Sungai Brantas, Amprong, Kalimetro, Bango, dan Lesti. Di daerah bantaran lima sungai besar itu, terdapat beberapa titik permukiman kumuh. Bahkan dari 57 kelurahan, 29 di antaranya memiliki titik kumuh.

Data dalam Dokumen SSK Malang 2016 juga menjabarkan bahwa terdapat penduduk yang melakukan kegiatan BABs mencapai angka 6,4 persen dari jumlah penduduk. Berdasarkan data dinas kependudukan dan catatan sipil (dispendukcapil), jumlah penduduk tahun ini mencapai sekitar 900 ribu orang. Artinya ada sekitar 57 warga masih BABs.

Untuk wilayah Kabupaten Malang, hingga Februari 2017 lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Malang BAB sembarangan ternyata masih tinggi. Sedikitnya ada 92.452 Keluarga (KK) yang buang hajat di sembarang tempat. Dari total warga tersebut, ada tiga kecamatan yang menunjukkan angka tertinggi BAB sembarangan, yaitu Kecamatan Gondanglegi sebanyak 9.089 KK, Kecamatan Sumberpucung 6.386 KK, dan Kecamatan Lawang 6.192 KK. 

Seperti diketahui letak tiga kecamatan dengan angka tertinggi BAB sembarangan ini memang wilayahnya banyak dialiri anak sungai maupun cabang sungai yang cukup besar. Misalnya, Kecamatan Sumberpucung yang dibelah oleh anak sungai Kali Molek yang bermuara ke Karangkates.

Bergeser ke Kota Batu, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dari 46.339 kepala keluarga (KK), sebanyak 1.943 KK membuang hajatnya secara sembarangan. Sasaran pembuangan kotoran itu adalah aliran sungai. Bagi 1.943 KK yang BABS itu karena mereka tidak punya jamban permanen. Selain itu, ada yang sebenarnya sudah punya jamban, tetapi saluran pembuangannya langsung diarahkan ke sungai.

Sebaran perilaku warga yang BABS itu juga masih luas. Dari 24 desa/kelurahan di Kota Batu, yang tidak lagi BABS hanya 6 desa/kelurahan. Antara lain, Songgokerto, Sumber Brantas, Bumiaji, Sumbergondo, Oro-Oro Ombo, dan Dadaprejo. Selebihnya, warga yang tinggal di 18 desa/kelurahan selain 6 kecamatan tadi masih buang hajat sembarang.

Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Nasional Direktorat Kesehatan Lingkungan Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan memang menunjukkan wilayah Malang Raya belum tuntas open defecation free (ODF). Artinya, belum 100 persen warga memiliki akses jamban sehat. 
Meski demikian, angkanya masih cukup bagus di antara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan rata-rata di atas 80 persen. Tepatnya untuk Kota Malang di angka 84,93 persen. Disusul Kabupaten Malang di angka 88,97 persen, dan tertinggi Kota Batu di angka 95,81 persen. 

Baca Juga : Balada Susilo: Hidup di Gigir Kemiskinan Tanpa Jaring Sosial Pemerintah

Kepala Satker PS-PLP Jawa Timur Kementerian PUPR Dahlia Erawati mengungkapkan, capaian Malang Raya sebenarnya sudah relatif bagus. Namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh masing-masing pemerintah daerah. "Malang Raya relatif bagus, misalnya belum lama ini Kota Malang mendapatkan AMPL Award dari kementerian untuk komitmennya menangani permasalahan kumuh, sanitasi, dan air bersih," ujar Dahlia. 

Di sela kegiatan peringatan Hari Jamban Sedunia di Hotel Aston Bojonegoro, Dahlia menyebut pencapaian program 100-0-100 (100% sanitasi layak, 0% pemukiman kumuh dan 100% air minum layak) di Kota Malang tertinggi di antara tiga wilayah Malang Raya. Hal tersebut karena poin cakupan air bersih sudah di atas 90 persen. Namun, untuk keberadaan jamban sehat, persentasenya terendah dibanding dua wilayah tetangganya. 

"Dari segi perencanaan, Kota Malang sudah ada. Tinggal bagaimana realisasinya," ujar Dahlia. Dia mencontohkan, Kota Malang sudah memiliki master plan pengelolaan air limbah domestik. Juga dokumen detail engineering design (DED) untuk pipa aliran limbah skala kota. Jika hal tersebut dapat dibangun, Kota Malang akan menjadi kota ke 14 yang melaksanakan pengelolaan air limbah skala perkotaan melalui perpipaan.

Dahlia menilai kebutuhan tersebut mendesak, sebab tingkat kepadatan penduduk Kota Malang sudah tinggi. "Untuk kota dengan skala penduduk lebih dari 300 ribu jiwa, sudah harus punya. Jadi harus dikebut pembangunannya," ujarnya. 

Sementara, Kabupaten Malang dan Kota Batu, menurut Dahlia, masih belum memiliki perencanaan yang mendetail untuk pengelolaan limbah dalam jangka menengah-panjang. "Perencanaan ini penting, justru kalau bisa sudah ada sebelum kota/kabupaten tumbuh menjadi besar. Kalau nunggu ada masalah dulu, namanya itu terlambat," pungkasnya. 

Mengangkat tema Peran Lembaga Keuangan untuk Akses Air Bersih dan Sanitasi bagi MBR, MalangTIMES menjadi salah satu peserta peringatan World Toilet Day yang digelar oleh lembaga internasional nonprofit (NgO) Water.org di Kabupaten Bojonegoro. Lalu bagaimana pperan lembaga swasta, terutama lembaga keuangan dalam membantu pemerintah menuntaskan permasalahan sanitasi dan air bersih? Akan kami urai di tulisan berikutnya. (*) 


Topik

Peristiwa malang berita-malang Hari Toilet-Sedunia


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nurlayla Ratri

Editor

Sri Kurnia Mahiruni