Koalisi Abang-Ijo atau merah hijau Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang diusung Pilgub Jatim dan beberapa daerah lain bisa jadi juga akan muncul di Pilkada Kota Malang 2018 mendatang.
Wali Kota Malang Moch Anton yang bakal maju melalui PKB sebagai calon petahana, tampaknya juga mempertimbangkan melangkah melalui gerbong PDIP.
Baca Juga : Lahir Putusan Sementara, Siadi-Tyas Sujud Jago Golkar di Pilkada Malang 2020
Jika melihat kondisi perpolitikan di Kota Malang saat ini, dua partai itu bisa disebut partai penguasa. PKB berhasil mendudukkan Anton di kursi N1 alias Wali Kota Malang yang merupakan posisi tertinggi lembaga eksekutif daerah.
Sementara PDIP memenangkan pemilu dan menempatkan kadernya sebagai pemimpin DPRD Kota Malang yang notabene lembaga legislatif tertinggi daerah.
Namun, hingga saat ini kedua partai besar itu belum menunjukkan pilihan politik yang pasti. Akibatnya, partai-partai lain juga masih banyak yang bungkam dan memilih menunggu arah pergerakan keduanya.
Berbagai wacana yang dimunculkan partai-partai lain juga belum menunjukkan keseriusan signifikan.
Belakangan, Anton bahkan santer disebut-sebut memiliki peluang besar mendapat rekomendasi PDIP.
Informasi yang diterima MalangTIMES, Anton sempat diajak melakukan pertemuan tertutup dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP di Jakarta pasca partai berlambang banteng itu bersama PKB menetapkan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf sebagai bakal calon Jatim 1.
Anton sendiri mengaku sudah berkomunikasi dengan DPP PDIP terkait Pilkada Kota Malang 2018. Hasil komunikasi itu, PDIP memberi 'sinyal' kepada dirinya untuk melanggengkan kepemimpinan satu periode lagi.
Ketua DPC PKB Kota Malang itu bahkan sempat menanyakan apakah pendaftaran bakal calon melalui PDIP masih dibuka.
"Apa pendaftaran di pusat (DPP PDIP) masih buka? Saya memang tidak mendaftar (di tingkat kota). Tetapi saya sudah komunikasi dengan DPP PDIP sekali," ujarnya.
Komunikasi Anton dengan DPP PDIP melalui Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan pengurus lain. Namun sebagai kader partai berlambang bola dunia dan sembilan bintang itu, Anton menegaskan bahwa dia masih menunggu keputusan DPP PKB terkait bakal calon kepala daerah yang akan diusung PKB.
"Sebagai kader, saya ikut keputusan DPP PKB. Bagaimana komunikasi antara dua DPP partai ini saya belum tahu perkembangannya seperti apa," jelasnya.
Baca Juga : Gantikan SBY, AHY Terpilih Aklamasi jadi Ketua Umum Partai Demokrat
"Yang jelas, PKB (di Kota Malang ini) perlu untuk berkoalisi. Kemarin ada pendaftaran bakal calon wakil wali kota itu kan salah satunya didasari karena kami nggak bisa jalan sendiri," tuturnya.
Anton menerangkan, dari banyak daftar bakal calon N2 melalui PKB Kota Malang, banyak kandidat yang tidak memiliki partai.
"Hanya satu aja calon N2 yang kader Partai Demokrat. Tapi keputusan akhir seperti apa saya belum tahu," tegasnya.
Terpisah, Ketua Tim Penjaringan Bacalin Kepala Daerah PDIP Kota Malang, I Made Rian DK mengatakan DPP PDIP belum menutup pendaftaran Bacalon kepala daerah tingkat kota dan kabupaten.
"Pendaftaran di DPP masih terbuka hingga saat ini. Tetapi apakah ada keputusan di pusat soal koalisi Abang-Ijo itu sepertinya belum, masih penjajakan," ujarnya.
Made menerangkan bahwa memang ada imbauan dari pusat ke dewan pengurus daerah untuk membangun komunikasi politik dengan PKB.
"DPP dan DPD mengintruksikan kami intens melakukan pendekatan ke NU (Nahdlatul Ulama) dalam hal ini PKB," terangnya.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDIP Kota Malang Abdul Hakim mengaku pihaknya juga masih menunggu petunjuk dari pusat. Terutama soal peluang maju bersama Annton dalam Pilkada 2018 mendatang.
"Yang kami tangkap memang ada harapan seperti itu, bangjo atau jobang. Tapi siapa-nya kan belum tahu, ranahnya tetap di pusat," ujar pria yang baru-baru ini ditunjuk sebagai Ketua DPRD Kota Malang itu.
