Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa Hari Batik Nasional, Malang Gali Potensi Corak Batik Kerajaan Singhasari (2)

Corak Batik Khas Malang ini Simpan Filosofi dan Kesenian Abad ke-13

Penulis : Wahida Rahmania Arifah - Editor : Lazuardi Firdaus

02 - Oct - 2017, 14:11

Arkeolog jebolan Universitas Negeri Malang (UM) Suwardono (foto: Wahida Rahmania Arifah/MalangTIMES)
Arkeolog jebolan Universitas Negeri Malang (UM) Suwardono (foto: Wahida Rahmania Arifah/MalangTIMES)

MALANGTIMES - Suwardono, arkeolog kelahiran 1962 sudah lama melakukan riset batik. Sejak 2005 ia sudah fokus meneliti corak batik. Empat tahun silam, ia dan tim melakukan riset corak batik pada arca dan ornamen di Candi Singosari dan Candi Kidal. Apa hasilnya? 

Terbitlah sebuah buku dengan judul Batik Mandara. Kepada media online MALANGTIMES, Suwardono memaparkan bahwa pemilihan nama Batik Mandara karena di area Kerajaan Singhasari ada sebuah daerah yang disebut Mondoroko. 

Baca Juga : Bagaimana Hukum PHK Karyawan di Tengah Pandemi Covid-19? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

"Kalau Kalpataru itu sebenarnya bukan dari Jawa Timur. Tapi kalau Mandara itu memang ada dalam sejarah Kerajaan Singhasari ada daerah namanya Mondoroko. Maka batik hasil riset ini kami beri nama Batik Mandara," jelasnya saat ditemui di Ubud Hotel & Cottages, Jalan Sigura-gura Barat Nomor 6 Kota Malang, Senin (2/10/2017).

Ia memaparkan bahwa ternyata ada sebelas corak batik, salah satunya ialah Jlambrang Jantrasurya. Corak pada Batik Mandara itu merupakan perwujudan dari ragam kesenian klasik yang berkembang pada abad ke-13. Selain seni, corak batik yang ditemukan juga menyimpan makna filosofis. 

"Kalau Mandara sendiri itu merupakan nama pohon pada masa itu. Dan ini termasuk yang terkenal di masa Kerajaan Singhasari," imbuh arkeolog kelahiran 18 Februari 1962 itu. 

Ditanya media online ini apa yang menjadi ciri khas Batik Mandara dibandingkan batik lain, ia berujar bahwa nilai filosofis dan watak masyarakat pada masa itu tercermin dari motif-motif Batik Mandara. 

"Coba perhatikan itu, kalau saya lihat corak dan motif Batik Mandara itu adalah perwujudan karakter masyarakat pada masa kerajaan Singhasari. Dibanding batik Jawa Tengah, menurut saya lebih kaku dan tidak luwes ya," lanjutnya. 

Sarjana Sejarah jebolan Universitas Negeri Malang (UM) itu menerangkan salah satu filosofi yang ada pada motif Batik Mandara adalah pengharapan. "Ada sebelas motif yang saya jelaskan lengkap di buku saya. Salah satunya di sana ada filosofi tentang pengharapan," katanya. 

Baca Juga : Curi 3 Kantong Plastik Bawang Putih di Pasar Gadang, Wanita Tua Sempat Diamankan

Ditanya terkait riset yang dilakukan, Suwardono mengakui bahwa pihaknya hanya melakukan riset di Candi Singosari dan Candi Kidal saja lantaran beberapa prasasti Kerajaan Singhasari tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.

"Oh kalau itu saya rasa enggak masalah karena saya punya foto arca-arca di Belanda yang bisa diperbesar dan bagus kualitasnya. Jadi fakta-fakta yang kita temukan di Candi Singosari dan Candi Kidal itu yang kita akhirnya rumuskan corak dan motif Batik Mandara," jelas dia. 

Selain Suwardono, ada dua pakar lain yang terlibat dalam riset menggali batik warisan leluhur Kerajaan Singhasari. Mereka adalah perancang mode Lisa Oktarina dan pakar sejarah Sapuan. 

Seperti apa desainer Lisa Oktarina menerjemahkan hasil riset Batik Mandara menjadi mahakarya dunia mode? Simak pada bagian selanjutnya di MALANGTIMES. (*)


Topik

Peristiwa Hari-Batik-Nasional Malang Corak-Batik-Kerajaan-Singhasari


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Wahida Rahmania Arifah

Editor

Lazuardi Firdaus