Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Lapsus Malang Raya Tolak Full Day School (12)

Tolak Kebijakan Full Day School, Mahasiswa UIN Malang Buat Petisi Online

Penulis : Muhammad Faishol - Editor : Redaksi

28 - Aug - 2017, 18:47

HMJ UIN Malang Inisiasi Petisi Online Tolak Full Day School (Foto : Muhammad Faishol/MalangTIMES)
HMJ UIN Malang Inisiasi Petisi Online Tolak Full Day School (Foto : Muhammad Faishol/MalangTIMES)

MALANGTIMES - Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy No 23 Tahun 2017 benar-benar menyita perhatian banyak kalangan. Bahkan, kekecewaan masyarakat akan kebijakan ini semakin memuncak hingga salah satunya memunculkan petisi online yang diunggah melalui Change.org.

Petisi yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang ini berjudul Mempetisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof Dr Muhadjir Effendy ”Dianggap Belum Relevan, HMJ PAI UIN Malang Tolak FDS’.

Baca Juga : Dewan Nilai Dirut PDAM Tak Penuhi Kompetensi, Usul Konkret Dicopot

Tata Shofiatul Mashanah selaku koordinator gerakan ini mengungkapkan ada empat hal pokok yang menjadi alasan mengapa FDS harus dibatalkan.

Yang pertama, FDS bukan solusi untuk efektivitas pembelajaran, malah yang terjadi adalah kelelahan siswa.

“Jika mengacu pengalaman di Finlandia, lama berada sekolah tidak menjadi ukuran sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran. Kematangan psikologis yang holistik menjadi tolak ukur bagi kualitas belajar anak-anak di sekolah, bukan lamanya anak tinggal di sekolah,” terang wanita kelahiran 1 Agustus 1997 ini.

Yang kedua, lanjut Tata, begitu wanita asli Kediri ini biasa dipanggil, dampak FDS menjadikan kedekatan orang tua dengan anak (siswa) semakin renggang.

“Beberapa kasus penyimpangan prilaku anak dan remaja juga turut dipengaruhi oleh buruknya kualitas hubungan anak dan orang tua sehingga masalah ini akan lebih penting diperhatikan dalam meningkatkan karakter siswa,” sambungnya.

Yang ketiga, masih kata Tata, selama ini permasalahan kurikulum belum tuntas, malah ditambah dengan kebijakan baru yang terkesan tidak melalui kajian yang matang ini. Hal ini, menurut Tata akan menambah kesibukan pelaku pendidikan sehingga jangan heran jika mereka akan meninggalkan tugas pokoknya.

Baca Juga : Pipa Terus Bocor, Wali Kota Malang Sutiaji Beri Komentar Ini

“Yang Terakhir, menurut kami, mendorong kebijakan agar guru lebih kreatif dengan visi futuristik dan inspiratif dalam proses belajar mengajar jauh lebih penting dibanding dengan kebijakan yang malah membuat guru sibuk dengan persoalan administrasi belaka,” pungkas wanita alumnus Ponpes Denanyar Jombang ini.

Untuk dikethui, ratusan mahasiswa PAI, hari ini (28/8/2017) pukul 13.00 WIB berkumpul dan berdiskusi tentang FDS yang dihadiri oleh Ketua Jurusan PAI UIN Malang Dr Marno, Pakar Psikologi Pendidikan Dr Mohammad Mahpur, dan Dosen FITK UIN Malang Angga Teguh Prasetyo . 

Kegiatan ini dilanjutkan dengan penandatanganan petisi online secara bersama-sama di Sign the Petition http://chn.ge/2xq5R7L.


Topik

Lapsus Malang-Raya Tolak Full-Day-School Mahasiswa-UIN-Malang


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Muhammad Faishol

Editor

Redaksi