MALANGTIMES - Menjelang Pilihan Wali Kota (Pilwali) Malang 2018 masing-masing partai politik tengah menyiapkan dengan matang strategi dalam memilih calon yang akan diusung.
Kerjasama-kerjasama menguntungkan begitu didamba masing-masing parpol untuk mewarnai kontestasi politik di Bumi Arema tahun depan.
Seperti yang sempat diutarakan Ketua DPD Golongan Karya (Golkar) Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko.
Seperti halnya pertai-partai lain pihaknya juga gencar berkomunikasi dengan partai-partai. Bedanya, Edi memilih melakukannya secara informal.
"Golkar masih sesuai dengan mekanisme yang dianjurkan DPP, sekarang masih melihat potensi yang berkembang baik internal maupun eksternal,"ujar Edi.
Edi mengatakan, Golkar telah melakukan penjaringan terhadap beberapa nama yang muncul dari eksternal dan internal partai.
Untuk internal partai, nama Sofyan Edi Jarwoko yang muncul sedangkan eksternal partai Edi enggan menyebut secara gamblang.
"Potensi eksternal sesuai dengan nama-nama yang muncul di media,"imbuh Edi.
Edi menjelaskan, langkah ini diambil sesuai dengan arahan DPP Golkar untuk melakukan penjaringan potensi yang ada di Kota Malang.
Sebab, dengan lima kursi yang dimilikinya di legislatif mengharuskan partai yang identik dengan warna kuning ini untuk melakukan koalisi.
Hingga hari ini, Golkar telah melakukan komunikasi politik secara formal dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Mei lalu. "Kalau secara informal kami membuka komunikasi hampir dengan semua partai," tuturnya.
Saat disinggung soal kedatangan KPK yang mengubek-ubek pemerintahan hingga menyeret Arief Wicaksono dan Jarot Edi Sulistyono sebagai tersangka dalam kasus APBD perubahan 2015 lalu Edi enggan berkomentar banyak.
"Soal KPK ke Malang pasti akan mempengaruhi konstelasi politik tapi perlu dikaji jika bicara soal menguntungkan atau tidak,"tandasnya.