MALANGTIMES – Keresahan masyarakat khususnya dari keluarga tidak mampu yang aksesnya terbatas untuk mendaftarkan putra-puterinya di sekolah negeri yang diimpikan tidak hanya mengundang simpati ratusan ribu netizen di dunia maya namun juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Dr Muhajir Effendi M.AP.
Baca Juga : Dewan Nilai Dirut PDAM Tak Penuhi Kompetensi, Usul Konkret Dicopot
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah (UMM) Malang ini mengaku sangat prihatin kasus ini benar-benar terjadi di masyarakat. Apalagi, kasus ini menimpa mereka yang tidak mampu yang seharusnya mendapat prioritas dan pembelaan secara proporsional sesuai visi dan misi besar pendidikan dasar sembilan tahun.
“Coba cek dulu apa benar dia ditolak apalagi dia ditolak karena anak tukang parkir. Mungkin ada sebab lain. Misalnya, salah zonasinya,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi MalangTIMES menanggapi kasus yang dialami oleh Rizky Agung Bayu Saputra atau yang akrab dipanggil Bayu, anak tukang parkir yang videonya sedang menangis menjadi viral di media sosial setelah diberitakan Media Online Berjejaring Terbesar di Indonesia ini.
Tidak hanya Mendikbud Muhajir Effendi yang meminta media ini menelusuri secara tuntas kasus yang sedang menjadi perbincangan hangat di masyarakat ini. Gubernur Jawa Timur Dr Ir Soekarwo pun angkat bicara.
Meski menurut ketentuan yang baru, pengelolaan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi domain tanggungjawab pemerintah di tingkat kota/kabupaten namun peristiwa ini harus diadvokasi semua pihak terutama pejabat yang berwenang karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Khususnya, warga tidak mampu yang jumlahnya masih sangat banyak di Indonesia dan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar Bangsa Indonesia untuk mengentaskannya secara bertahap.
Baca Juga : Pipa Terus Bocor, Wali Kota Malang Sutiaji Beri Komentar Ini
Masalah ketimpangan pendidikan, menurut Pak De, sapaan akrabnya, memang menjadi masalah besar bangsa ini sehingga penanganannya harus serius dan esktra hati-hati. Pemerintah harus membuat kebijakan yang adil dan berkeadilan khususnya menyangkut keberpihakan kepada masyarakat ekonomi lemah.
Oleh karena itu, Pak De berpesan jika memang ada anak kurang mampu yang ditolak oleh sekolah negeri dengan alasan yang tidak masuk akal maka dirinya membuka diri kepada masyarakat untuk mengirim surat yang ditujukan kepada Pak De Karwo langsung dengan menjelaskan keluhannya seputar ketidakadilan yang dirasakan. Dia berjanji akan menindaklanjuti pengaduan itu apalagi menyangkut ketimpangan di dunia pendidikan.
“Kalau memang ada yang ganjil, mereka yang tidak mampu nggak diterima di sekolah dengan alasan yang tidak jelas, suruh kirim surat ke saya, nanti saya tindak lanjuti,” ujar Pakde Karwo dengan penuh semangat.