MALANGTIMES - Pemerintah Kota Malang menggandeng Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memgembangkan sektor ekonomi kreatif, alasannya pertumbuhan industri ekonomi kreatif di Kota Malang menunjukkan grafik positif.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Melihat tumbuh dan kembangnya industri kreatif Startup, Pemerintah Kota Malang mengajukan diri untuk dilakukan uji petik terhadap 3 subsektor ekonomi kreatif yang menjadi prioritas kepada Tim Pemeringkatan Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) di bawah naungan Bekraf Republik Indonesia.
Hasilnya, dua subsektor yakni Game Aplikasi dan Kuliner dijadikan fokus andalan di Kota Malang untuk dikuatkan dalam bentuk komitmen bersama antara Pemkot Malang dan Bekraf.
Pemaparan Uji Petik Kota Kreatif dan Penandatangan antara Pemkot Malang dan Bekraf digelar di Ruang Sidang Balai Kota Malang oleh Wali Kota Malang, H. M. Anton dan Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Sungkrawi.
Kota Malang sendiri termasuk dari 40 kota/kabupaten yang sudah didatangi oleh Tim PMK3I untuk mendorong ekonomi kreatif.
Beberapa kota besar lain di luar pulau Jawa, seperti Samarinda, Banjarmasin, Balikpapan dan sebagianya sudah didatangi oleh tim, sedangkan di pulau Jawa beberapa diantaranya yakni, Pekalongan, Batang hingga Pemalang juga sudah mendapatkan uji petik dari tim tersebut.
Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Sungkari, mengatakan, dua subsektor yang dijadikan andalan di Kota Malang berdasarkan penilaian dari tim yang independen di samping keterlibatan para ahli dan akademisi, sehingga dengan hal ini diharapkan Kota Malang menjadi percontohan dan yang terbaik di Indonesia dalam hal mendorong ekonomi kreatif.
"Uji petik sudah kita lakukan di berbagai daerah termasuk di Kota Malang, dengan harapan ekonomi kreatif ini mampu menjadi solusi dan bermanfaat bagi masyarakat," kata Hari Sungkari.
Penandatangan berita acara yang dilakukan pada hari ini, kata Hari, merupakan bentuk komitmen dari Pemkot Malang dan Bekraf untuk fokus mengembangkan dua sektor yang sudah diputuskan dalam uji petik yakni Game Aplikasi dan Kuliner.
"Penandatanganan ini adalah bentuk komitmen pemerintah daerah meningkatkan ekonomi kreatif," imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, H. M. Anton, mengatakan, potensi pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang memiliki sendi penopang yang sangat kuat.
Dia mencontohkan munculnya para startup baru di dunia industri kreatif yang menunjukkan komitmen yang kuat dari Pemerintah Kota Malang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi semakin meningkat.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Selain, potensi sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dari para anak muda kreatif yang tergabung dalam Malang Creative Fusion (MCF), kehadiran 55 perguruan tinggi sebagai sarana pengembangan dari sisi akademis juga sangat mendukung hal itu.
"Waktu awal Pemkot Malang membentuk MCF, kita sudah melihat potensi besar itu, sehingga saat ini bisa ditunjukkan hasil nyata," kata Abah Anton.
Pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang mencapai angka 5,6 persen dengan tingkat inflasi yang cukup rendah yakni 2,6 persen, menunjukkan jika selama ini berbagai sektor termasuk sektor ekonomi kreatif berperan di dalamnnya.
"Kota Malang ini memiliki penduduk yang padat, dan masalah besar dari segi ekonomi adalah inflasi, namun dengan adanya anak muda kreatif ini angka inflasi kita masih lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Timur," ungkap Abah Anton.
Abah Anton menekankan jika selama ini 16 subsektor ekonomi kreatif di Kota Malang sudah berjalan dengan baik, maka, fokus kepada beberapa sektor yang menjadi andalan memang perlu dilakukan, sehingga pemerintah mengajukan tiga jenis andalan di dunia ekonomi kreatif untuk dilakukan uji petik.
"Pemkot Malang akan berkomitmen untuk itu," tandasnya.
Hal senada diungkapkan, Kepala Baretlinbang, Wasto, mengatakan jika selama ini para pelaku industri kreatif di Kota Malang sudah menjalin kerjasama internasional dengan berbagai negara lain untuk pemasarannya.
Bahkan, sambung Wasto, dalam kerjasama sister city dengan Korea Selatan sudah disepakati untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya produk makanan olahan yang menjadi andalan, sehingga sektor kuliner ini bisa diandalkan.
"Pemkot akan memberikan bantuan agar kualitas dan kuantitas produk bisa ditingkatkan dengan baik di masa mendatang," ujar Wasto.