MALANGTIMES - Kepemimpinan pertama Rendra Kresna sejak periode pertama sebagai Bupati Malang tahun 2010-2015, cukuplah berat. Terutama dalam menghadapi angka kemiskinan yang berekses pada taraf kehidupan masyarakat yang dipimpinnya, baik tempat tinggal layak huni maupun tingkat kesehatannya.
Sejak tahun 2009-2012, misalnya, Rendra Kresna harus berjibaku dalam memerangi tumbuhnya kawasan kumuh dengan luas wilayah sekitar 40 hektar (ha) di dua wilayah kecamatan di Kabupaten Malang.
Baca Juga : Viral Surat Stafsus Jokowi untuk Camat, Dicoreti Bak Skripsi hingga Berujung Minta Maaf
Angka kemiskinan penduduk Kabupaten Malang pun saat itu cukuplah tinggi yaitu di kisaran 12 persen lebih.
"Cukup berat saat pertama kali menjabat bupati, tetapi hal tersebut bukan jadi halangan. Ini tantangan bagi saya sebagai pemimpin yang diamanahi tugas oleh rakyat," kata Dr. Rendra Kresna, mengenang pergulatannya saat berjibaku menyelesaikan permasalahan permukiman kumah, Kamis (25/05).
Kawasan kumuh yang ada di tujuh kecamatan di Kabupaten Malang yang meliputi Kepanjen, Pakisaji, Sumberpucung, Pakis, Singosari, Lawang, dan Turen ini, menjadi fokus Rendra dalam periode pertama menjabat sebagai bupati.
Tahun 2010-2012, Rendra memfokuskan penyelesaian kawasan kumuh di dua kecamatan, yaitu di Singosari yang terdiri dari Kelurahan Candirenggo dan Desa Baturetno. Kedua di Kecamatan Kepanjen yang meliputi Kelurahan Ardimulyo, Cempoko Mulyo, Kepanjen dan Panarukan.
"Hasilnya, tahun 2013 seluas 20 ha kawasan kumuh bisa teratasi. Sisanya kembali dikebut di tahun depannya," ujar Rendra Kresna yang di tahun 2014 juga telah menuntaskan 20 ha kawasan kumuh.
Hasil tangan dingin Rendra dalam melakukan penataan wilayah kumuh tersebut, diganjar penghargaan oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) RI melalui piala Adiupaya Puritama dengan kategori juara 1 tingkat nasional dalam mewujudkan pemukiman sehat, serasi, aman, teratur bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun 2010 dan 2011.
Di tahun 2012-2013 kembali Bupati Malang membawa piala Adiupaya Puritama ini ke Bumi Arema sebagai juara ke-2 tingkat nasional.
Baca Juga : Viral Video Warga Beri Semangat kepada Pasien Positif Covid-19
"Walau bukan piala acuan kita, tapi ini adalah apresiasi tertinggi dari Kemenpera atas usaha kita semua dalam menciptakan kawasan permukiman yang sehat, serasi, aman dan tertib bagi MBR," tutur Rendra kepada MALANGTIMES.
Berkat tangan dinginnya juga, Malang menjadi salah satu dari sembilan kabupaten/ kota percontohan program nasional penanganan permukiman kumuh lima tahunan. "Waktu itu kita sama Tanggerang, Palembang, Semarang, Banjarmasin, Yogyakarta, Makasar dan Surabaya," ujarnya.
Permasalahan kawasan permukiman kumuh yang terjadi di Indonesia, telah menjadi sorotan utama bagi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas, semenjak lama.
Dari data yang tercatat sampai 2014 akhir, luasan kawasan kumuh mencapai 38.431 ha. Target penuntasan tersebut adakah tahun 2019, sesuai dengan dokumen Rencana Pemerintahan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.