MALANGTIMES - Wisata alam mandiri Sumber Maron yang terletak di Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, semakin menggeliat. Baik dari jumlah pengunjung maupun peningkatan kesejahteraan warga sekitar.
Baca Juga : Curhat Pelaku Pariwisata ke Menteri Pariwisata Wishnutama, Seperti Apa ?
Sumber Maron menancapkan pesona kejelitaannya di mata dan hati para wisatawan yang rindu kembali "pulang" pada keaslian alam dengan berbagai eksklusivitas yang tidak bisa ditawarkan oleh maraknya keindahan buatan manusia.
"Manusia modern yang terbiasa terpapar kecepatan rutinitas dan bisingnya kota pasti akan merindu suasana alam. Mereka rindu yang alami, asri, teduh dan memberi kegembiraan bagi mata dan hati," kata Ichwanul Muslimin, camat Pagelaran, kepada MALANGTIMES, Selasa (16/05).
Tercerabutnya masa lalu dengan hiruk-pikuknya zaman yang terus berlari dengan begitu cepat di sisi lain membuat manusia teralienasi. Terjadi kekosongan dan secara naluri butuh kembali diisi dengan energi alam. "Inilah yang Sumber Maron hadirkan untuk mengisi sisi-sisi kebutuhan batin kita dengan kealamian alamnya," ujar Ichwanul.
Bukan sekadar isapan jempol apa yang disampaikan mantan camat Ngantang ini. Sumber Maron yang dulu hanya sekadar untuk menanam sayuran oleh warga dan hanya dikenal sebatas di wilayahnya sendiri kini setelah bernaung dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Karangsuko telah menjelma 'perawan jelita' yang siap membuat siapa pun jatuh cinta.
"Kini Sumber Maron sudah bisa menarik wisatawan datang sekurangnya 3.600 orang per hari saat hari libur. Hari biasa juga tercatat sekitar 1.500 orang datang untuk menikmati kejelitaannya," tutur Ichwanul.
Terletak di tengah hamparan persawahan yang hijau dan adanya air terjun mini dengan ketinggian sekitar 5-6 meter dengan kemiringan 60 derajat jadi ikon Sumber Maron yang dikenal sebagai Grojokan Sewu. Semua itu telah membuat wisata alam ini cocok untuk dijadikan tempat rekreasi berenang bahkan untuk river tubing.
Bukan hanya mengandalkan pesona airnya yang melimpah dan jernih saja. Sumber Maron juga merupakan wisata edukasi untuk pelajar dan mahasiswa.
"Wisata Sumber Maron memiliki pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang di gunakan untuk menyalurkan air ke rumah warga. Ini sering juga dijadikan penelitian," kata Rusman, kepala desa Karangsuko.
Dilengkapi dengan wahana flying fox, lokasi edukasi anak-anak bercocok tanam, kolam terapi ikan, dan tracking area yang cukup memompa adrenalin wisatawan beserta hammock (tempat merebahkan tubuh yang di tali diantara dua pohon, red), membuat kejelitaan Sumber Maron semakin sempurna.
Baca Juga : Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Batu Diperpanjang sampai 21 April
"Selain hal tersebut, kita juga sedang menjajagi lokasi di atas sumber yang masih bisa dikembangkan sebagai wisata kebun," tambah Ichwanul yang turun langsung ke lokasi dalam setiap penambahan kejelitaan alami Sumber Maron.
Di kesempatan berbeda, kejelitaan Sumber Maron telah benar-benar membuat para pengunjung jatuh cinta dan selalu kembali datang untuk merayakan kesejukan, keindahan dan potensi unggulan alam lainnya.
Nursusanti (42), warga Gondanglegi, mengatakan, setiap akhir pekan selalu datang ke Sumber Maron bersama keluarganya. "Selalu ke sini. Selain dekat jaraknya, tarifnya tidak mahal dan alamnya sungguh menawan," ujarnya kepada MALANGTIMES.
Senada dengannya, pengunjung asal Kota Malang, Mualimin (37), yang pekerja bank berplat merah, juga menjadikan Sumber Maron pilihan liburannya bersama keluarga dan handai taulannya.
"Dulu penasaran saja. Setelah berkali-kali ke sini dan selalu ada hal baru yang dikembangkan, membuat saya jatuh cinta dan jadilah pilihan pertama untuk berlibur," ujarnya yang juga menambahkan fasilitas wisata sudah semakin baik dan tarif cukup murah dengan kejelitaan yang semakin sempurna.