MALANGTIMES - Setelah aksi demo yang dilakukan puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang di depan Gedung Rektorat, Rabu (10/5/2017) menuntut pembatalan pengunduran jadwal wisuda, membuahkan hasil yang sedikit menggembirakan bagi mahasiswa.
Prosesi sakral wisuda yang sebelumnya bakal mundur pada 8 Juni 2017, kembali dimajukan pada tanggal 21 Mei 2017. Tanggal ini hanya selisih sehari dari jadwal semula, dimana sesuai surat edaran akan digelar tanggal 20 Mei 2017.
Baca Juga : Aksi Tak Terpuji Bule di Bali, Pandemi Covid-19 Malah Party
Koordinator aksi, Muhammad Lutfi mengungkapkan, para mahasiswa sedikit lega setelah melakukan aksi bisa mendapatkan hasil. Ia dan teman-temannya pun menyambut dengan gembira keputusan tersebut.
"Majunya jadwal ini disampaikan lewat surat yang ditandatangani Wakil Rektor Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo," jelasnya.
"Tak apa mundur sehari, yang penting setidaknya bisa maju mendekati jadwal semula yang semestinya digelar pada 20 Mei 2017," imbuhnya usai melakukan aksi demo di depan Gedung Rektorat.
"Dengan majunya jadwal, kami bisa segera mendapat ijazah dan segera mencari pekerjaan ataupun kembali meneruskan studi S2," imbunya
Selain itu, dengan dimajukannya jadwal wisuda sesuai jadwal semula kendati selisih satu hari, juga bisa membuat para orang tua wali khususnya mereka yang tempat tinggalnya di luar pulau bisa bernafas lega. Dengan perubahan ini, orang tua wali tidak mengalami kerugian materi yang berarti atau cukup besar.
"Dengan ini, para orang tua mungkin sedikit lega, tiket pesawat maupun kapal laut mereka, tidak jadi dibatalkan dan bisa berangkat sesuai pemesanan tiket. Selisih satu hari mungkin tidak terlalu menjadi masalah," jelasnya
Baca Juga : Aksi Tak Terpuji Bule di Bali, Pandemi Covid-19 Malah Party
Surat edaran pengumuman wisuda sendiri sebenarnya digelar pada 20 Mei sesuai surat edaran Un.03/PP.00.91777/2017. Dan penundaan ini merupakan yang kedua kalinya dimana sebelumnya jadwal wisuda berlangsung pada bulan April dan mundur lagi di bulan Juni.
"Kemarim malah mau diundur lagi pada bulan Juni, itu sama saja menghambat kami, baik yang ingin meneruskan S2 ataupun bekerja. Tapi untunglah tidak jadi diundur," pungkasnya