MALANGTIMES - Dua hari lagi proses pembongkaran Pasar Penampungan Sementara Merjosari akan dilakukan Dinas Perdagangan Kota Malang.
Namun, sampai saat ini masih banyak pedagang yang belum pindah dan melakukan aktivitas jual beli di pasar tersebut.
Para pedagang tetap menolak dengan keras jika pasar tersebut dibongkar dan diratakan dengan tanah.
Mereka beralasan bangunan yang merupakan aset Pemkot Malang itu kondisinya masih 90 persen bagus.
Apalagi, di sana menurut para pedagang ada kantor yang temboknya melekat dengan musala, sehingga jika dibongkar mereka yakin akan menimbulkan masalah baru.
"Jangan sampai dibongkar. Jika musala dibongkar, kami kahwatir akan menimbulkan konflik horisontal antar warga atau pun pedagang," ungkap Sabil, Koordinator Pedagang Merjosari, Senin (3/4/2017).
Ia khawatir penolakan pembongkaran Pasar Merjosari ini akan semakin membesar dan menimbulkan konflik sosial yang tajam.
"Pembongkaran itu menurut kami tidak berdasar, kami tetap akan bertahan di sana (Pasar Merjosari), teman-teman lain juga sepakat," jelasnya ketika berada di Kejaksaan Negeri Malang.
Penolakan itu, lanjutnya, bukan tanpa dasar. Mereka mengklaim memiliki bedak-bedak itu dan surat-suratnya sekarang ada di tangan investor.
"Karena alasan itu kami sepakat bertahan. Termasuk para Abang Becak, maupun petugas parkiran semuanya tetap sepakat bertahan. Bagaimana pun kami akan tetap bertahan," ungkap Sabil.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan 5 April 2017 besok, pihaknya akan tetap melakukan pembongkaran Pasar Merjosari.
Meskipun, pedagang ngotot tetap bertahan, pihaknya memastikan proses pembongkaran akan tetap dilakukan.
"Sekarang memang tetap ada penolakan dari pedagang terkait rencana kami memindahkan mereka ke Pasar Terpadu Dinoyo. Namun, kemarin sudah ada sekitar 50-an lebih pedagang yang pindah. Nanti kami akan tetap melakukan pendekatan dan imbauan agar mereka mau pindah. Kami ingin suasananya tetap kondusif," pungkasnya.