MALANGTIMES - Bupati Malang, Dr. H. Rendra Kresna yakin bahwa di tahun 2020 Kabupaten yang dipimpinnya bisa bebas sampah.
Baca Juga : Draft Sudah Final, Besok Pemkot Malang Ajukan PSBB
Keyakinan tersebut selain didasarkan kepada Program Pemerintah Pusat mengenai Bebas Sampah 2020 juga mengacu pada tumbuh kembangnya kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah di wilayahnya masing-masing.
"Kesadaran warga semakin baik tentang sampah ini bisa dilihat dari bermunculannya bank sampah di desa-desa maupun Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) 3R,"ungkap Rendra Kresna dalam sambutannya di acara Jambore Sampah I pada Hari Peduli Sampah Nasional 2017 di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen, Kamis (23/02).
Dengan beban sampah setiap tahunnya sekitar 400 ribu ton di Kab. Malang dan yang masih tertangani secara komprehensif sekitar 20 persen lebih melalui TPA, TPST 3R dan Bank Sampah.
Sisanya masih ditangani secara perorangan maupun kelompok-kelompok yang terkadang masih banyak tidak mengetahui pola penanganan sampah dengan metode 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).
"Masih ada yang membakar sampah, membuang di sungai-sungai serta tempat lainnya. Memang masih cukup berat penanganan sampah ini tetapi saya yakin Kab.Malang 2020 bebas sampah,"tegas Bupati Malang yang juga mendeklarasikan LISA ( Lihat Sampah Ambil) kepada seluruh peserta Jambore Sampah I yang berjumlah 400 orang dari berbagai sekolahan dan tamu undangan.
Bupati Malang juga meminta seluruh Camat untuk mendukung program penanganan sampah di wilayahnya masing-masing dengan target minimal 1 Desa 1 Bank Sampah.
Baca Juga : Hari ke 2 Proses Pencarian Pendaki Hilang karena Kesurupan, Puluhan Personel Dikerahkan
"Dengan program ini saya yakin bisa. Begitu pula dengan LISA yang nanti akan lebih difokuskan kepada anak-anak sekolahan,"ujar Rendra.
Orang nomor satu di Kabupaten Malang juga mengapresiasi keberadaan TPA Wisata Edukasi Talangagung yang berhasil memproses sampah menjadi gas yang dimanfaatkan oleh warga setempat.
"Keberhasilannya bisa membantu warga sekitar 1 juta per tahun dalam biaya bahan bakar untuk memasak, karena pengelola mampu memproses sampah dengan 3R,"puji Rendra Kresna yang juga menceritakan mengenai tragedi TPA Leuwi Gajah Cimahi yang longsor dan menyebabkan 157 nyawa melayang karena banyaknya sampah yang berada dilokasi tanpa adanya proses yang tepat.
"Disana sampah yang dibuang dari beberapa kota di tumpuk begitu saja tanpa ada pengolahan sehingga mengakibatkan longsor yang juga melenyapkan dua dua pemukiman yakni Kampung Cilimus dan Kampung Pojok,"ujar Bupati Malang.