MALANGTIMES - Berawal dari ide Wali Kota Malang, H. M. Anton, yang ingin merealisasikan kawasan kumuh menjadi kampung tematik di Kota Malang, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Malang, Erik Setyo Santoso akan merealisasikan 'White Village'.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Kampung Putih tersebut akan dikembangkan di Jalan Jaksa Agung Suprapto, RT 4-7 RW 6, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang. "Awal idenya dari Abah Anton yang menginginkan kampung-kampung di Kota Malang berkategori infrastrukturnya kumuh bisa menjadi destinasi wisata," kata Erik kepada MalangTIMES.
Dari ide itulah, Erik mengeksekusi untuk membuat kampung tematik. Kampung tematik di Kota Malang sudah terbukti mampu menyedot animo kunjungan wisatawan seperti di Kampung Warna Warni (KWW) Jodipan yang bertema full colour.
"Kalau KWW kan temanya meriah tapi di Kampung Putih Klojen kita buat konsep yang berbeda yaitu berkesan elegan, artistik dan sedikit sentuhan monokrom," ungkap pria mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang tersebut.
Alasannya dia memilih White Village di wilayah tersebut, lantaran lokasi topografinya startegis berada di bawah jembatan Jalan Jaksa Agung Suprapto.
"Alasannya kalau kita bermain warna, view yang bagus pasti orang melihat dari atas. Sehingga pertimbangan kami sangat pas untuk menjadi magnet para wisatawan berkunjung di situ," terangnya.
Perkembangan dalam merealisasikan Kampung Putih sudah masuk proses pematangan desain dan sosialisasi kepada warga di wilayah tersebut.
"Tujuan pemaparan sosialisasi agar tidak timbul permasalahan di kemudian hari dan masalah berkeberatan dari warga," tuturnya.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Kemudian, pembangunan juga didukung dari CSR perusahaan cat Decofresh PT. Inti Daya Guna. Mereka memberi sumbangsih berupa cat dan tenaga pengecatan saat penggarapan Kampung Putih.
"Kami membantu dalam infrastrukturnya saja. Kami berharap Kampung Putih tidak hanya bagus outer beautynya saja, tapi inner beautynya juga ditonjolkan," tegasnya.
Lanjut Erik, teknis pewarnaan Kampung Putih tidak hanya bermain full warna putih. Tapi ada campuran warna hitam untuk atap genting, dan warna biru untuk pemanis warna.
"Karena estetika warna putih dominan rawan kotor. Maka kita beri warna hitam putih agar tidak monoton," akunya.
Dia menginginkan usai Kampung Putih Klojen terealisasi terkait perawatan dan pemeliharaan terus dijaga. Bila nanti ada warna rumah yang sudah kusam, tidak mungkin pihak CSR terus menerus membantu pengecatan ulang.
"Kami ingin ada partisipasi warga untuk merawat dengan baik. Kalau dibiarkan begitu saja, maka akan kembali menjadi kampung kumuh lagi," pungkasnya.