MALANGTIMES - Rois Am PBNU, KH Ma'ruf Amin tampaknya tidak ingin berpolemik terlalu jauh dan diseret-seret pada kepentingan politik sesaat pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta putaran II.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Menurutnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dipimpinnya tidak akan mengarahkan dan menginstruksikan secara khusus kepada warga NU terkait pilihan pada Pilgub DKI putaran II.
Warga NU dipersilakan menentukan pilihannya sendiri tanpa terpengaruh oleh tekanan dari pihak manapun.
"Saya kira warga NU sudah sangat paham bagaimana menentukan sikap dan pilihan pada PIlgub DKI Putaran II. Sebagai organisasi kemasyarakatan, NU memberikan kebebasan kepada warganya untuk memilih sesuai hati nurani," tegas KH Ma;ruf Amin usai menghadiri pelantikan Pengurus Cabang NU (PCNU) Kota Malang, di Politeknik Negeri Malang, Sabtu (18/2/2017).
Sebab, baik secara kelembagaan maupun kultural, lanjut KH Ma'ruf Amin, warga NU sudah memiliki panduan khusus dalam menentukan sikap pada Pilgub DKI Putaran II nanti.
Dia hanya berpesan agar warga NU jangan mudah terprovokasi oleh pihak manapun yang sengaja memanfaatkan kebesaran NU untuk kepentingan politik golongan atau partai tertentu
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
"Saya.yakin warga NU sudah paham apa yang harus mereka lakukan. Warga NU pasti sudah memiliki panduan sendiri dalam menentukan sikap sesuai nilai-nilai ke-NU-an yang mengalir deras dalam nadi mereka," beber KH Ma'ruf Amin.
Seperti diketahui, sesuai hasil pemilihan pada putaran pertama, Pilgub DKI Jakarta akan berlangsung dalam dua kali putaran.
Dua pasang Calon Gubernur yang akan bertanding memperebutkan suara warga Jakarta adalah Calon Gubernur Petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat dengan pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Salahudin Uno.
Kedua pasang calon gubernur ini dipastikan akan mengerahkan seluruh kemampuan dan jaringannya untuk meyakinkan warga DKI Jakarta siapa pimpinan yang dianggap tepat untuk memajukan Jakarta lima tahun mendarang.
