MALANGTIMES - Saat bepergian ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) ataupun ke tempat umum lainnya, seringkali dijumpai oknum orang-orang yang meminta sumbangan yang mengatasnamakan lembaga-lembaga, baik itu panti asuhan ataupun lembaga swadaya masyarakat dengan menunjukan berbagai dokumen yang belum tentu kebenarannya.
Baca Juga : Draft Sudah Final, Besok Pemkot Malang Ajukan PSBB
Bahkan tak jarang, mereka merupakan kaum muda yang masih tergolong usia produktif. Menanggapi hal itu Ketua Forum Komunikasi Panti Sosial Anak (FKPSA) Kota Malang Joko Nunang mengungkapkan bahwa masyarakat harus berhati-hati dan teliti jika ingin memberikan donasi atas sumbangan terhadap mereka oknum yang mengatasnamakan lembaga- lembaga swadaya masyarakat atau panti asuhan.
"Ya masyarakat harus hati-hati dalam memberikan bantuan, agar nantinya bantuan mereka bisa benar-benar sampai kepada yang berhak. Di Kota Malang sendiri memang banyak yang meminta sumbangan di tempat umum, tapi belum tentu jelas identitasnya, terkadang mereka drop-dropan dari kota lain dengan mobil sewaan dan minta sumbangan di sini untuk kepentingan pribadi." terang Joko.
Ia melanjutkan, kehati-hatian ini sangat perlu, karena memang nantinya ditakutkan dana yang disumbangakan juga tidak jelas peruntukannya. Bahkan identitas dari mana, asal mereka atau nama panti asuhannya juga tidak jelas karena memang sengaja dipalsu.
"Ya yang seperti membagikan amplop itu, kadang alamatnya, nomer kontaknya juga kurang jelas, tulisannya kecil sekali, sehingga memang sulit dibaca. Dinas Sosial Kota Malang dan FKPSA belum bisa memferifikasi satu-persatu mana yang resmi mana abal-abal, karena memang jumlahh sangat banyak dan menyebar," bebernya.
Baca Juga : Hari ke 2 Proses Pencarian Pendaki Hilang karena Kesurupan, Puluhan Personel Dikerahkan
Karenanya, pihaknya pun meminta kepada masyarakat yang memang berniat untuk membagikan atau yayasan yang resmi.
Ia juga mengungkapkan, bahwa sebenarnya panti asuhan tidaklah boleh meminta sumbangan di jalan. Pengelola seharusnya juga bisa secara kreatif dan mandiri mencari sumberdana lain, misalkan membuat usaha.
"Ya membuat usaha makanan, kerajinan dan yang lainnya, ya bisa UMKM, nanti kan bisa mendanai panti asuhannya sendiri hasilnya," pungkasnya.